Sisakan Kamu Dalam Kenangan Kita
Karena hanya dengan
tulisan aku bisa bertemu denganmu, walau itu bayangan. Karena hanya tulisan
yang mampu membuat kita, aku dan kamu, terperangkap dalam kenangan. Hanya aku
kok, yang merasa, pasrah menerima, karena hanya dengan inilah, kamu tidak
hilang, walau tak pernah utuh, walau sulit membuatnya nyata. Kamu
senyata-nyatanya di sana yang tak pernah bisa aku raih, dengan tulisan inilah
kamu menjadi sesuatu yang nyata yang dapat kuraih. Sesuatu yang sebenarnya tak
nyata ini bahkan kamu abaikan, kamu anggap tak ada. Aku tahu kamu sedang
belajar tega. Kamu berhasil. Ini menyakitkanku.
Kecewa. Benar-benar
fatal! Bisa-bisanya aku menjadikanmu harapan, dulu. "membiarkan masa lalu
pergi agar kita bisa mendapat hal yang lebih baik"--kamu. Aku mengerti
kamu sudah mengikhlaskan. Itu baik, karena ikhlas melepas belum tentu melupakan.
Terlihat sekali betapa egoisnya aku. Tidak bisa menerima kamu yang sudah
berhasil melepas semuanya, sedangkan di sini aku seperti orang kelaparan, ingin
semuanya yang kutinggalkan kembali.
Bahagia. Itu yang
tampak padamu sekarang. Sesuatu yang selalu kuleburkan dalam doaku, dulu. Hanya
saja aku ingin karena kita. Tapi apa bedanya sekarang? Bukankah dia sudah
bahagia, itu sudah cukup untukmu? Bisa jadi itu yang dia harapkan juga padamu.
Iya, di sini aku bahagia. setidaknya jangan bayanganmu pun hilang, setidaknya
aku tidak mencari-carimu dalam kenangan. Kamu takkan hilang, kan?
Komentar
Posting Komentar