Perpisahan Ini Halal Untuk Kita

Bisakah kalian diam! Kalian membosankan! Kalian tidak peduli dengan perbedaan ini. Kalian mengerti, tapi kalian tak benar-benar memahami dan menerima perbedaan ini. Bahkan kalian mengunci kami dalam perpisahan.

Kalian benar. Hanya saja aku belum bisa menerima ini sebagai takdir untuk kita, aku dan kamu. Perpisahan yang datang begitu saja dan pergi begitu tega membawamu. Ini salah. Cobalah untuk tidak egois wahai diriku, yang masih berharap kita utuh. Berdiri paling depan dan mengharamkan perpisahan untuk mendekati kita. Tapi nyatanya ? Perpisahan menjadi halal untuk ini semua. Perasaan ini tidak salah, hanya saja kenapa kita biarkan tumbuh pada awalnya. Kita tanam dan kita biarkan diri ini menuai kepingan durinya, begitu bodoh.

Jujur, aku tak menyukai bagaimana kita berpisah. Caranya, strukturnya, prosedurnya atau apapun itu bahasa kakunya. Perpisahan ini begitu sepi. Perpisahan yang kita pasrahkan kepada waktu. Perpisahan yang datang tanpa salam dan pergi tanpa pamit. Cara ini berhasil untuk kamu, tapi tidak untuk aku. Aku kaget, sampai sekarang.


I need you here. Aku ingin kamu yang mengatakan ini takdir yang harus kita terima. Aku ingin kamu yang berucap kata perpisahan dengan lembut, keras, bagaimanapun caranya. Aku ingin kita ada saat perpisahan ini terjadi.  Jika mereka menginginkan pertemuan dengan orang-orang tersayang sebagai menit-menit yang bertambah untuk kebersamaan mereka, tapi di sini aku hanya butuh kamu yang menghalalkan perpisahan ini untukku. Agar aku percaya takdir untuk kita tidak ada.--

Komentar