Kamu Menarikku ?
Untuk kamu, yang
sudah beberapa minggu ini berhasil mencuri perhatianku. Kita tak pernah
benar-benar dekat dan kamu tak pernah tahu bahwa diam-diam ada sosok yang
sering mencuri waktu, mencuri pandang padamu ketika dosen menjelaskan, ketika
kelas hening begitu serius. Kita tak bermasalah dengan jarak, tapi nyatanya
apalah arti dekat ini ketika hanya diam yang bisa kita sampaikan setiap hari.
Kamu selalu menunduk, dan aku selalu menatap. Bisa kamu lihat? Sepertinya hanya
aku yang takut kehilangan kamu, luput dari pandanganku. Kamu berhasil mencuri
sebagian diriku singgah di kamu.
Memaksaku setiap
hari mencuri-curi perhatian padamu, melewati jarak beberapa kursi. Aku yang
selalu duduk di depan, dan kamu diam tenang di belakang. Kamu berhasil membuat
ku bingung dengan diriku sendiri. Di dekatmu aku tak mengenal diriku sendiri.
Ada perasaan canggung yang mengalir, menghantam dadaku bertubi-tubi membuatku
sesak dan menggelitik hatiku. Aku begitu diam ketika bersamamu walau lebih
sering hanya hitungan detik dan aku bersyukur ketika terkadang kedekatan itu
menjadi menit yang sangat lama meskipun tidak.
Kamu begitu memesona
sampai-sampai aku bingung dengan diriku sendiri ketika kamu tak ada. Kamu
membuatku bertanya-tanya, apakah diammu itu merasakan aku? Apakah kamu yang
selalu menunduk melihatku? Aku sadar ini hanyalah perasaan diam-diam yang belum
terdefinisikan. Kagum kah? Suka kah ? Atau cinta yang memang abstrak ditambah
lagi sibuk di dalam hatiku sendiri karena tak tersampaikan? Aku hanyalah
sebagian kecil dari orang-orang yang kamu perhatikan, tanpa ada 'ruang' di
hatimu, mungkin. Hanya pengisi hari-harimu yang sibuk dengan
aktivitas-aktivitas penting, bukan sepintas lalu seperti aku.
Terkadang aku
merasakan ini indah. Mengagumi diam-diam, menatapmu dalam diam, semua yang
kusampaikan untukmu bergulir dalam diam. Jelas kamu tak tahu,kamu tak rasa. Aku
menikmati ini semua, dan sulit bagiku untuk berhenti dari kamu yang selalu
membuatku nyaman walau hanya dengan diam dan kepalamu yang sering menunduk. Aku
betah memperhatikan gerak-gerikmu ketika duduk di kursi. Caramu membaca,
memegang gadget-mu bahkan tertidur. Bukan benar-benar tertidur, sekedar
memejamkan mata mengusir sedikit kepenatan yang kamu rasakan setiap hari.
Pergerakkanmu yang
sulit ditebak, menangkapku untuk terus memperhatikanmu. Kamu membuatku lupa
bahwa aku berdiri di atas kakiku sendiri, jauh mengenal kekonyolan, kejenuhan
dan bahagianya diri ini. Kamu membuatku rela melepas sebagian diriku di kamu.
Ketika kamu tidak ada, bahkan aku lupa aku ini siapa. Cerminpun tak dapat
membantu menjelaskan. Inilah ketakutanku ketika kamu hilang dari jangkauanku,
jarak maksimal pnadanganku.
Sudahlah, aku takut
untuk memikirkan hal-hal yang hilang, seperti aku yang kehilangan sebagian
diriku dan kamu yang hilang bahkan setitik bayangmu pun tak terlihat di pelupuk
mataku. Biarlah seperti ini, selalu, kedekatan yang hanya terjawab oleh jarak, tanpa
adanya perasaan yang terkonkretkan. Biarlah kita tetap bersama dalam imajinasi
ketidakpastian yang kubuat karena nyatanya kamu tidak pernah tahu ada sosok
yang sering senyum-senyum sendiri, yang sibuk sendiri, yang terpojok dengan
perasaannya sendiri bersama khayalan manis bersama kamu yang dibuatnya sendiri
(juga) tanpa kamu dan karena kamu.
Komentar
Posting Komentar