Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Untitled Page

Gambar
Kau tidak membiarkan kata-kata tenggelam dan terlepas. Kau malah menyeretku kepada sejumlah kata-kata yang kau selipkan di telapak tanganmu. Aku tidak mengerti, bahkan dengan aksara yang berkarat di ujung halaman yang kau lipat. Kau memaksaku memilih nila atau lila pada jingga pukul lima. Kau tak mengerti, ada banyak huruf yang tidak terbaca olehku. Kau mengabaikannya, mengabaikanku. Aku tidak membacanya, tidak melihat cahaya yang kau paksakan ke dalam retinaku. Kau berjingkat-jingkat di keluasan pasir kertas yang menguning seiring pokok hidup yang terus mengendap dan menyelinap pada sampul buku kepunyaanNya. Kau tidak peduli, merentangkan tangan untuk menyeimbangkan udara dan egomu. Senyummu tak mengenalku, lebih tajam dari ujung pena yang biasa kau gunakan untuk melukai halaman-halaman diarimu. Sekilas melihat tatapanmu, aku tahu ada seorang anak kecil terperangkap di sana. Itukah alasanmu tidak memberi nama untuk halaman yang kau tulis? Kau malah meremasnya agar tulisan

My Favorite Person

Gambar
Laki-laki yang terlihat tampan saat memakai jeans . Laki-laki yang sering memakai kaos hitam. Laki-laki yang suka dengan makanan favorit saya. Laki-laki yang tertawa meski cerita saya membosankan. Saya menyukai laki-laki seperti itu. Dan itulah kamu. Kita tidak butuh pembicaraan panjang lebar untuk mengenal satu sama lain. Laki-laki dengan sexy brain . Laki-laki yang menutupi saya dengan dadanya ketika saya merapikan make up atau membersihkan gigi di pinggir jalan. Laki-laki yang pintar membuat nasi goreng pasta. Laki-laki dengan mata yang indah ketika dia tersenyum. Laki-laki yang menatap saya ketika tertidur. Bahkan ketika saya bertingkah kasar dan bodoh, dia tetap merespon saya dengan senyuman. Laki-laki yang memaksa saya untuk makan sayuran. Laki-laki yang memberikan jaketnya ketika hujan, yang menutupi kaki saya dengan kemejanya ketika saya memakai rok pendek. Laki-laki yang pintar membalas lelucon saya. Laki-laki yang selalu memuji atas apa yang saya kerjakan. Tetaplah bera

Over Cover

Gambar
Hatiku sakit saat tahu kau menyukai dia. Bahkan untuk melihatku pun mungkin tidak pernah terpikirkan olehmu. Kita dekat namun asing. Sudah pernahkah dirimu merindukan orang asing? Saat airmatamu tergerus oleh kebodohan yang kau buat sendiri. Jangankan bertegur sapa, untuk saling menukar senyum pun tak bisa. Entah kau tak mau, atau aku yang tak mampu. Seringkali aku melirikmu, kau sibuk dengan duniamu yang tentunya tidak ada aku di dalamnya. Mungkin jika kau teman dekatku, kau akan bilang," sudah, berhentilah." aku selalu di belakangmu, berjalan seirama bersama bayanganmu. Jika aku tak bisa menahanmu, biarkan aku yang mengikutimu. Aku ingin kau selalu berada di dekatku, meski aku tetaplah menjadi sebuah sembunyi namun tak apa, karena aku tidak ingin merindukan apa-apa. Jika nanti saatnya aku mulai berpikir bahwa tak ada gunanya menunggumu, maka kubiarkan kau pergi. Namun untuk saat ini, bisakah kau tetap di sisiku? Kau tidak akan pernah menyadari betapa banyak aku

My Sweetie

Gambar
Ketika gula masih menjadi sebab tawa kita Usia lima adalah pelukan dan cium yang belum mengenal cinta Dan tumbuh menua adalah kesukaanmu. Terkadang saya diam-diam menghindar agar kamu memaksa saya untuk lebih dekat. Terkadang saya berpura-pura marah agar kamu memeluk saya lebih lama. Terkadang saya berpura-pura tidak peduli agar kamu menatap saya lebih lama. Terkadang saya diam-diam menjauh agar kamu menggenggam saya lebih erat. Dan kamu melakukannya. Hanya dimatamu saya melihat sisi terbaik saya. Apapun yang saya lakukan, kamu tetap menjadi seorang yang menyenangkan untuk menerima saya. Kamu adalah seorang yang tetap tersenyum dengan sikap kekanak-kanakkan saya. Bersamamu, segalanya menjadi jelas. Hitam dan putih. Seringkali saya berpikir, apa tidak sebaiknya saya meminta waktu berhenti? Sejenak untuk membuat permohonan agar kita selalu bersama. Sejak bertemu, seringkali saya bertingkah aneh tapi saya tidak membencinya. Saya tidak bisa berkata apa-apa ketika kamu

Kita Adalah

Gambar
Kita adalah kumpulan puisi. Aksara yang tidak akan pernah mengenal tafsir sampai karat menghapusnya dan usia mengembalikannya. Kita adalah robekan kertas yang menyatu kembali, yang ditulis kembali oleh Sang Pemilik tangan yang menahan kita ketika ingin terpisah kembali. Kita adalah lagu cinta. Melodi dan harmoni yang sempurna, setiap malam didengarkan oleh burung-burung yang berbaris di pinggir jendela. Kita adalah simfoni yang sengaja ditinggalkan pada bait-bait terakhir agar indahnya ingin selalu didengarkan sebab lebih lembut dari percikan air yang menggelayut manja pada tepi genting-genting ketika hujan. Kita adalah kerumunan itu. Lelucon dari mulut ke mulut yang membuat tawa dan tangis saling bersahut. Kita adalah berisik angin, daun-daun yang jatuh, dan ramai jalanan pukul tujuh. Terburu-buru mengusir sendu pada airmata yang kerap menetap di bahu. Kita adalah jalan berbatu, pagar bambu, dan rumah tak berpintu. Memuja semesta melalui doa-doa yang saling bertegur sapa pada mal