Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Sembunyi

Gambar
Aku bukan siapa – siapa, hanya kedua mata Yang terus mencuri cahaya dari kedua yang kau punya Aku bukan siapa –siapa, hanya pengkhayal Yang seringkali menahan nafas ketika bermimpi Kau berjejak di ujung keningku Aku bukan siapa – siapa, selain seorang tunawicara Perihal bahu yang sudah ku beri nama “semesta”, Meski kutahu hidup terlalu singkat Untuk terus mengingat seseorang yang tidak pernah dekat Aku selalu ada Di udara yang sama Di sudut yang sama Kapanpun kau menggerakkan kepala Bukan untuk menjadi apa Bukan pula siapa – siapa, selain sebuah sembunyi Yang sekarang sedang berkaca – kaca.

Pukul 3 Pagi

Gambar
Hujan terjepit dalam tangan cenayang Lampu kota melumat gerimis, tiang listrik tergelitik Tetes - tetes air dari parka - parka yang basah Tak jua memberi jejak untuk langkah yang tersesat Kebetulan tak sepaham dengan cinta yang semestinya Adakah ruang di antara ruas jemari Yang tak pernah tersentuh oleh kepala Kian hari kian mengeras Sembunyi hanya untuk nama Bayangan di balik hitam, putih, garis, dan angin Purnama tak akan sempat menangkap Nada - nada yang berlarian dalam doa Merah padam, malu - malu dalam rayu - merayu Pagi masih setengah tidur, Membabi - buta, membutakan yang seharusnya Selangkah belum juga menua Seikat senyum untuk dua pasang kelopak mata Tanpa sadar racun terus mengalir di balik saku Diam - diam membunuh yang tercipta dari diam -diam Mengikis segala yang terlarang Segan pula mencicipi pesonanya, adakah racun yang tertuang hingga kapan saja bisa mati? Telanjang atau tenggelam, dalam keadaan terikat oleh tatapan m