Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Such

Gambar
Halo. Apa kabar? Kutahu kau bosan mendengarkan semua ucapanku karena sudah cukup kepalamu lebih bergemuruh dari setiap kata yang kutiup ke arahmu. Aku juga bosan melihatmu menutup wajah dengan kesedihan yang tak sudah-sudah. Kau lebih mengerti bahwa peluangmu tak lebih besar dari kepalan tangannya. Aku tidak mengerti kau begitu keras kepala untuk bersembunyi di jalan yang biasa ia lalui. Kau tersenyum melihatnya memberi setangkai mawar untuk wanita lain. Ketika malam memberi salam, kau menangis sejadi-jadinya mendapati dirimu membeku di kejauhan dengan penasaran yang kau besarkan sendiri. Kau menerka-nerka apa yang mereka bicarakan setelah ia memberinya bunga. Kau menerka-nerka arti senyum keduanya. Kau tidak akan berakhir mencintainya. Selamanya perasaanmu hanya melangkah sampai rasa suka jadi kumohon berhentilah. Kukirimkan surat begitu banyak, begitu lama sampai kau dapat menghitung usiamu tanpa bantuan sepasang tangan kecilmu. Aku mengkhawatirkan bagaimana hidup men

Selamat Ulang Tahun (4)

Gambar
Surat ini kutulis bukan untuk kau baca sekarang. Sekuat apapun kau mengejar, kau tidak akan cukup mengerti maksud dari surat ini melebihi aku. Meski waktu merenggut usiamu begitu cepat, kau tetaplah pangeran kecil di kerajaanmu. Kini, kau mulai belajar mencari definisi cinta sebesar jari manis kakakmu, belajar memoles wajah dunia, dan belajar mencari celah untuk mencium bumi. Tunggulah sampai kau berusia sama sepertiku saat menulis surat ini, untuk mengetahui bahwa dunia tidak selalu baik-baik saja. Hidup tidak sebatas kau lupa mengerjakan PR atau uang jajan yang tidak mencukupi. Lebih pelik dari itu, bahkan hingga kini kakakmu masih belajar bermuka dua di depan dunia. Tidak perlu kau tiru sifat malas dan cuek kakakmu, cukup segala yang baik melekat padamu. Aku tidak sedang menakut-nakuti tentang kehidupan saat kelak kau sudah bisa melihat lelah di kepala kakakmu. Aku percaya kau lebih kuat untuk memperbanyak syukur hingga dunia yang nantinya kau lihat begitu pelik, akan melem

Kecemasan di balik jendela

Gambar
Meski kini langkahmu berjeda, biarkan angin membawamu kepada gulita paling pagi agar kau tahu bahwa Tuhan begitu jenaka menggelitikmu di antara keunguan kuku-kukumu. Kau tak perlu memaksa agar mereka tahu bahwa kau memelihara samudra di mata dan hatimu yang bersinar ketika kau merayu Tuhan. Jika kau lelah dengan kayuhanmu di kolam kecemasan, tenggelamkan dirimu dalam kepala yang lebih bergemuruh karena ombak menerka-nerka kenapa riuh dan sunyi di antara siang dan malam tak bisa kau genggam dalam lipatan sepuluh jarimu. Hatimu lebih tahu ia yang kau cinta belum bisa menerka cahaya di senyummu, maka tepat pukul satu ketika Tuhan benar-benar luluh kau akan menyadari bahwa airmatamu telah tenggelam dalam kebisuan paling diam sebab Dia telah melapangkan pandangmu. Betapa kutahu pertanyaan-pertanyaan yang deras dan tatapmu yang selalu tertuju ke arah 1; ia yang melepas ikatan di sayapmu yang patah, menjadi lelucon oleh waktu yang lewat. Kulihat kau menyimpul luka-luka, menggores pik

Still Love

Gambar
www.pinterest.com Kenapa kamu tidak mengerti apa yang kurasakan? Apa kamu tidak melihatnya? Aku mencintaimu. Apa kamu benar-benar ingin mendengarnya? Tidak apa-apa, kamu tahu sifatku yang pemalu. Kamu satu-satunya untukku. Seperti lagu yang terus berputar, aku tidak tahu seberapa banyak kamu mencintaiku. Aku tidak tahu. Kamu sangat memedulikanku, meski kamu tidak pintar menunjukkan perasaanmu. Kamu selalu memberiku pertanyaan yang jawabannya sudah bisa kamu lihat dari mataku. "lebih cantik mana aku dengan bunga?", "apakah kamu sayang padaku?" Untuk apa semua pertanyaan itu? kamu sudah tahu jawabannya. Akan lebih baik jika kamu mendengar kata-kata itu mengalir dari bibirku apa adanya. Cukup kamu rasakan saja, ketulusanku tidak perlu kamu dengar. I found you by accident. Selalu bercanda dan membuatku tertawa. Di balik sifatmu yang kekanak-kanakan, kau tetap menjagaku dengan tangan besarmu. Terkadang aku menerka-nerka apa yang ada dipikiranmu.

Last Words

Gambar
Seandainya suaramu tetap jatuh ke bumi Suaramu curam dan menghanyutkan Suaramu lebih luas dari ranjang Suaramu adalah puisi Andai... suaramu tidak mati bunuh diri. Masihkah suaramu sepotong lagu? --- Apa aku bukan orang yang spesial untukmu? Sampai kapan kita hanya berteman? Karena kamu takut kehilanganku? Kalau begitu aku bisa saja bersama dengan orang lain, pun kau. Tidak apa-apa? Apa itu yang benar-benar kau inginkan? Kau seperti mimpi. Aku tidak tahu harus bagaimana jika ada kehidupan yang kau lalui tanpa ada aku di sana. Aku mungkin tidak menyadari selama ini bahwa degupan hati ini hanya untukmu. Aku hanya ingin selalu bersamamu. Buatmu, semua ini mungkin tidak masuk akal untuk menerimaku di hatimu. Kau bertingkah seperti tidak peduli, tapi ketika aku menatapmu kau tidak berpaling. Aku bisa saja mengatakan cinta, tapi aku ingin tahu sebenarnya apa yang kau rasakan? Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku benci melihatmu bersama orang lain. Aku taku

Cuma Perihal Pulang

Gambar
Umpamakan seandai - andainya, lalu punggung itu hilang entah mati tenggelam dalam warna senja atau justru pulang. Dia kebingungan, pohon mangganya hilang. Dia diam, memperhatikan dari atap gedung berlantai 23, titik - titik berjalan berlawanan arah di bawah dan bunyi klakson 'lupa' tahu diri. Sekali lagi, di depan matanya, dia duduk di bawah pohon mangga kesayangan sambil jemarinya memainkan nada tak beraturan pada seruling pemberian baba. Uwang, panggilan untuk kerbaunya, sedang makan enak rumput bukit yang belum tercemar. Sawah - sawah milik pak erte membentang luas seperti ingin tumpah ke pelupuk matanya. Hijau. Kuning. Hijau. Kuning. Kuning. Hijau. Ku…rang ajar! Dia kepanasan. Tidak ada penghalang untuk terik. Yang ada hanyalah kotak -kotak bodoh, tinggi, tak berbaju di depan matanya. Dia memutuskan untuk turun, menggunakan lift, lagi - lagi 'kotak' berjalan. Semuanya hanya permainan dekorasi, padahal bentuk dasarnya tetaplah kotak. Terburu - buru, dia me

Dekat

Gambar
Keberadaannya seringkali diabaikan. Padahal banyak cerita terlahir dari sana, baik pertemuan maupun perpisahan. Ada rindu yang jatuh satu demi satu. Ada langkah yang terburu - buru entah untuk berpisah atau bertemu. Tak jarang pula, langkah yang buntu dan airmata terjatuh. Ada pula wajah yang sendu, kemudian disusul dengan hati yang menggebu - gebu. Di lain waktu, beberapa langkah terhenti kemudian duduk termangu. Kau dengan kesederhanaanmu, menikmati lakon dunia, melihat seonggok antagonis tak berdaya dilucuti satu per satu oleh gengsi sendiri. Kekasihnya mungkin memilih pergi, atau menolak diri untuk menyelesaikan sebuah ending bersama si antagonis yang tak mau mengerti. Lalu hari - hari mulai berlalu, cerita terus menghampiri, dan kau, masih kokoh di singgasanamu, mengenal satu per satu jejak kaki yang menginjak - injakmu. Keberadaannya tak berarti apa - apa, diam, tapi sebenarnya menghubungkan. gambar: http://data.whicdn.com/images/197050549/large.jpg

Dongeng untuk Raja

Gambar
Terimakasih. Kaulah jawaban atas segala yang tak pernah kupertanyakan. Selepas senja, kau bawa aku untuk melunasi hasrat Maghrib berdua. Kau adalah bayangan itu, bayangan yang kutunggu di ujung sajadahku. Satu shaf di belakangmu adalah jarak yang paling kusyukuri. Setelahnya dua cangkir kopi dan sekaleng kerupuk kulit menjadi saksi saat kau letakkan nafasmu di ujung keningku. Kau adalah garis petang yang tak pernah ingin kusudahi. Kau mencuri segala sunyi dalam malamku yang sepi. Kau hangatkan pagi kala mendung melangkahi matahari. Kau adalah sebuah keinginan yang tak terdengar. Membangunkan doa-doa di balik pintu yang deritnya tak lagi muda. Kau tetaplah seorang kepala keluarga yang lucu seperti biasa. Kau seringkali lupa memakai baju hingga malam menjelma terang di sela-sela sepah kelapa, atap rumah kita. Kemudian, dua bintang yang kau petik kala usiaku masih muda menertawaimu selebar bakul nasi yang kau biarkan tumbuh di tungku api, bukti bahwa kau kini seorang ayah.

Introvert

Gambar
Scene "Cheese In The Trap" Sebenarnya, kau itu orang yang seperti apa? Kau bilang kita sama. Tahun ini adalah tahun kedua, angkatan 2012. Dan ini adalah tahun keempatmu. Intensitas pertemuan kita mulai berkurang. Kau mulai sibuk dengan aktivitas magang di perusahaan ayahmu. Dan aku masih berkutat dengan tugas individu dan kelompok. Besok kau akan foto wisuda. Maaf. Aku tidak bisa hadir karena ada kuliah. Kau pun berada di kelas yang sama denganku. Kau tahu kan? Dosen yang memberiku nilai D untuk pertama kali selama aku kuliah. Tidak mungkin aku tidak hadir. Ada presentasi yang tidak bisa kutinggalkan. Aku tidak ingin mengulang seperti temanmu yang lain. Aku harap kau jangan lama-lama, aku tidak ingin kuliahmu yang lain tertinggal. Sebenarnya, kau itu orang yang seperti apa? Februari adalah bulan kelima kita. Ternyata kita berbeda. Atau waktu yang belum kembali. Aku tidak tahu apa cita-citamu. Ketika ku tanya apa yang ingin kau lakukan 5 tahun mendatang