Kamu Yang Semester 1 Kubenci, Begitu Kusukai Di Semester 3
Aku tak mengerti apa
yang terjadi dengan aku dan kamu, yang bahkan belum menjadi kita. Mungkin lebih
tepatnya aku, hanya aku yang memiliki perasaan ini, entahlah dengan kamu. Kita
dekat namun jauh. Sulit untuk menggambarkan apa yang terjadi, tak dapat dikatakan
melalui ucapan. Hanya tulisan inilah yang mewakili, kata-kata yang mengalir
pelan seiring dengan perasaan ini yang semakin dan semakin untuk kamu. Begitu
seringnya kita bertengkar tapi tak hebat di semester 1, hanya godaan godaan
mahasiswa, namun sometimes membuatku marah, sebal, kesal dan tak ingin
berbicara denganmu. Tapi mengapa dengan semester ini, semester 3 ini ? Mengapa
kamu menjadi alasan begitu panjangnya malamku, menanti pagi menghangatkan
tubuhku bersama senyummu.
Kita tak sedekat
dulu, tumbuh jarak yang kusebut canggung. Kamulah alasannya, lahirnya gugup ini
ketika ku bersamamu. Menjadikanku seseorang yang begitu sering tersenyum tanpa
sebab. Kamu mulai hadir dalam mimpiku, mulai menggelitik hatiku membawa rindu dan
kau tanamkan padaku. Aku lelah seperti ini, kamu kurindukan dan kamu tidak.
Sepertinya begitu, atau harapku kamu
juga merindukannku namun kita terperangkap dalam diam, hanya berucap
nama dalam doa itu mimpiku. Tapi sekali lagi aku tak tau. Kulihat kau biasa
saja tetap menganggapku temanmu yang sama di semester dulu.
Apa kamu tak melihat
? Cobalah untuk benar-benar melihatku. Aku bukan yang dulu, yang bosan dengan
candaan-candaanmu yang terdengar menyebalkan di telingaku. Aku yang kini, aku yang rela bersamamu bersama
dengan candaan-candaanmu demi melihat tawamu. Sadarlah sedikit saja,
pekalah. Kadang aku kesal melihatmu
yang tak mengerti dengan aku yang sudah jelas-jelas memperlihatkan perasaan ini
padamu. Ini sweet, kamu tak tau? Ini
indah. Cinta diam-diam itu.
Komentar
Posting Komentar