Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Ryan

Sebut saja ia Ryan. Mungkin terdengar kebarat-baratan. ltu adalah salah satu tokoh Drama Korea yang kutonton saat ini. Bukan kali pertama kami bertemu dalam keadaan ia selalu membantu dengan kecerobohanku. Entah sejak kapan tas yang biasa kugunakan untuk ke kampus berlubang kecil di sudut kiri menyebabkan bolpoin yang akan kugunakan untuk tanda tangan dosen hilang sekejap. Aku berusaha mencari sambil berjalan di sekitaran parkir kampus gedung A siang itu. Ia mencegatku sambil rnenyodorkan pulpen seolah tahu apa yang kucari. Aku terkejut, memandangnya heran, bahkan aku tidak tahu namanya saat itu. Jangan kelamaan mikir, dosen enggak akan seluang itu nunggu kamu mau ambil   pulpen ini atau enggak. Aku tidak peduli, makin keheranan. Kau memberi paksa pulpen itu ke tanganku lalu pergi. Ya, memang dosen tidak punya banyak waktu luang, tiga jam menunggu akhirnya ada kemajuan untuk penelitianku. Kau menunggu di luar ruangan, lebih tepatnya, aku melihatmu kembali dengan dua gelas

Helvme

Dia bisa dapatkan apa saja yang ia mau, bahkan sebelum bertemu denganku, ia sudah punya dunianya sendiri. Namun, apa yang ia katakan? Aku sudah cukup dengan memilikimu, duniaku tanpamu tidak berarti apa-apa Lalu, aku mulai menganggap itu semua hanyalah rayuan, ia suka sekali bercanda. Bahkan aku pernah berpikir ia seperti sedang bermain-main dengan perasaanku. Apa hanya aku yang memiliki perasaan padanya? Apa ini hanya sepihak? Seringkali aku mengatakan padanya bahwa ia tidak romantis dan tidak peka sampai aku menyadari ia begitu menyayangiku lebih dari yang aku tahu, lebih dari yang bisa ia tunjukkan. Dia tidak ekspresif dan pemalu, sikap dingin yang kuanggap menyebalkan sebenarnya kelembutan yang selalu ia berikan. Justru aku yang tidak mengerti dan tidak peka padanya. Dia tidak terbiasa untuk bilang ‘terima kasih’ dan ‘maaf’, tapi bersamaku, ia ingin menjadi yang terbaik. Ia ingin selalu melindungiku, menjadi seseorang yang bisa kuandalkan dengan sifat cerobohku.