Kita

Kita memang tak ada. Tak ada lagi. Tapi di sini, bersamaku, aku masih bercerita tentang kita. Egois memang. Aku tak menginginkan kita pergi. Walau hanya bayangan, tak nyata dan apapun itu yang orang katakan. Aku tak peduli. Mereka tak mengerti tentang kita. Akulah yang menghidupkannya, membuatnya tetap ada meskipun hanya untukku. Bahkan kamu pun tidak tahu kita masih ada. Aku menyimpannya dalam hatiku. Aku melanjutkannya, dengan anganku yang dahulu ingin kuwujudkan bersamamu walaupun waktu berkata lain. Aku tak marah. Justru sekarang aku ingin bilang kepadamu bahwa kita masih ada, walau di sini hanya aku yang berjuang. Mungkin dengan kejujuranku saat ini, kamu mau berjuang bersamaku di sini untuk kita ? Entahlah… apa bisa ? Karena dulu kita yang memutuskan untuk pergi dan berhenti. Kita berdua. Karena kenyataan yang tak menginginkan kita. Karena kita berbeda dalam sama. begitu rumit perbedaan ini. Kau bisa membuatku menjadi penting, tapi aku tak bisa menjadikanmu sebagai imamku. Maafkan aku memberatkanmu. Melibatkanmu terlalu jauh, menyerah, menghentikanmu namun nyatanya sekarang aku berjuang membangun kita.

Ada apa denganku ? Kamu sudah menuruti keinginanku untuk menyerah. Kamu menghormati keputusanku dengan senyummu yang kini kurindukan, lekat dalan ingatanku. Ucapan lembutmu yang menyemangatiku dengan perbedaan ini. Aku mengerti dalam hatimu, sebenarnya kamu marah. Tapi ini menjadi kesakitanku. Kenapa tidak kau lampiaskan saja kemarahanmu dulu, di depanku. Kau hebat menjauh, kau tajam menghindariku, kau mahir menghilang. Tak kau bagi lagi senyummu, tak kau beri lagi lembut sapamu. Andai kau tau, setelah kita berhenti, aku masih bersama kita, membangunnya dalam kesendirianku. Tak banyak yang kuminta, bukan menuntutmu kembali, tapi tak bisakah kamu di sini sekedar menyapa kita?


Kita sama-sama memiliki Tuhan, hanya cara menyebutnya saja yang berbeda. Perbedaan ini membuat kita menyesali telah memulai. Memaksa kita untuk berhenti, menangisi, hilang dan akhirnya terbuang. Inilah yang terjadi, perasaan ini tak bisa memilih, tak bisa dipaksa mengerti perbedaan ini.

Komentar