sejarah pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pendidikan Indonesia Pada Masa kerajaan
Pendidikan di masa kerajaan dimulai dari kerajaan Sriwijaya. Pada kerajaan Mataram kuno terkenal atau berpusat di Jawa Tengah dan aktivitas pendidikannya yaitu; menterjemahkan buku-buku agama Budha, menterjemahkan buku-buku lain ke bahasa Jawa kuno seperti Ramayana dan perguruan tinggi di masa kerajaan Mataram kuno sudah meliputi Fakultas Agama, Fakultas Sastra, Fakultas Bangunan atau Teknik Bangunan. Selain kerajaan Mataram, juga ada kerajaan Hindu-Buddha dan kerajaan Islam.

Kerajaan Hindu-Buddha
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

2.2   Pendidikan Islam di Indonesia
Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat sejak abad 7. Ada 2 macam sistem pendidikan dan pengajaran Islam di Indonesia :

1. Pendidikan di Langgar
Di setiap desa di Pulau Jawa terdapat tempat beribadah dimana umat Islam dapat melakukan ibadanya sesuai dengan perintah agamanya. Tempat tersebut dikelola oleh seorang petugas yang disebut amil, modin atau lebai (di Sumatera). Petugas tersebut berfungsi ganda, disamping memberikan do’a pada waktu ada upacara keluarga atau desa, dapat pula berfungsi sebagai guru agama.
2. Pendidikan di Pesantren
Dimana murid-muridnya yang belajar diasramakan yang dinamakan pondok-pondok tersebut dibiayai oleh guru yang bersangkutan ataupun atas biaya bersama dari masyarakat pemeluk agama Islam. Para santri belajar pada bilik-bilik terpisah tetapi sebagian besar waktunya digunakan untuk keluar ruangan baik untuk membersihkan ruangan maupun bercocok tanam.
3. Pendidikan di Madrasah
Pendidikan di Madrasah tidak hany mengajarkan agama melainkan juga ilmu pengetahuan seperti astronomi (ilmu falak) dan ilmu obat-obatan. Praktek pendidikan ini menggunakan sistem formal dan berjenjang. Indonesia sendiri baru mengenal sistem berjenjang yang formal sejak masuknya pengaruh Belanda. Namun hingga datangnya Kolonial Belanda hingga sekarang, ketiga corak pendidikan Islam yaitu di langgar, pesantren dan madrasah tetap bertahan.

2.3   Pendidikan di Indonesia Pada Masa Penjajahan Belanda
Perkembangan pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan belanda diwarnai tantangan dan hambatan sebagai taktik memperlambat kemajuan Bangsa Indonesia untuk masa yang akan datang. Usaha untuk mencerdaskan Indonesia sangat terbatas dan hanya sekedar untuk menjadi buruh kasar. Pemerintah Belanda menjadikan negara jajahan sebagai sumber kekayaan alam yang harus dikuras demi kepentingan penjajah. Pendidikan Belanda lebih mengedepankan penggolongan bangsa dan status sosial. Sampai dengan tahun 1900, ada banyak sekolah yang telah dibangun di antaranya pengajaran rendah, pendidikan lanjutan, pendidikan kejuruan dan pendidikan tinggi.

2.4  Pendidikan di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang
Tidak lama setelah berkuasa, Jepang segera menhapuska sistem pendidikan Belanda. Jepang mendirikan Sekolah Rakyat sebagai tingkatan yang paling rendah terbuka untuk siapa saja. Kemudian selanjutnya Jepang mendirikan sekolah-sekolah lainnya seperti, sekolah Teknik di Bandung dan Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Jepang membuat perubahan besar dalam pendidikan di Indonesia. Perubahan tersebut antara lain menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan bahasa Jepang sebagai salah satu mata pelajaran.


2.5   Pendidikan di Indonesia Pada Masa Kemerdekaan
Pada periode awal kemerdekaan, tujuan pendidikan nasional menekankan pembinaan semangat patriotisme. Pada perkembangan selanjutnya, tujuan pendidikan nasional mengarah pada pembinaan warga negara yang baik, berwatak dan berguna bagi masyarakatnya. Tujuan pendidikan mengalami beberapa kali perubahan  sehingga menyebabkan kurikulum pendidikan pun berubah.

Sistem pendidikan pada kurun waktu 1945-1969 terdiri atas pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sistem ini tetap diperahankan dengan perubahan pada bentuk persekolahan dan sistem perjenjangannya. Jumlah guru dan siswa pun meningkat tajam pada kurun waktu tersebut.

1. Periode 1945-1950
1. Pendidikan rendah (SR) selama enam tahun
2. Pendidikan menengah umum terdiri atas Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) lamanya masing-masing 3 tahun
3. Pendidikan kejuruan. Kejuruan Tingkat Pertama terdiri atas; Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP), Sekolah Teknik (ST), Sekolah Teknik Pertama (STP), Sekolah Kepandaian Pertama (SKP), Sekolah Guru B (SGB), Sekolah Guru Darurat untuk kewajiban Belajar (KPKPKB). Sementara Kejuruan Tingkat Menengah terdiri atas; Sekolah Teknik Menengah (STM), Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Pendidikan Masyarakat (SPM), Sekolah Menengah Kehakiman Atas (SMKA), Sekolah Guru A (SGA), Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak (SGTK), Sekolah Guru Kepandaian Puteri (SGKP), Sekolah Guru Pendidikan Jasmani (SGPD) Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi terdiri atas Universitas, konservatori/Karawitan, Kursus B-1, dan ASRI.

2. Periode 1950-1975
1. Pendidikan pra sekolah dan pendidikan dasar. Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD)
2. Pendidikan Menengah Umum. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
3. Pendidikan Kejuruan. Tingkat pertama; SMEP, SKP, ST, SGB, KPKPKB, dan tingkat Menengah, SMEA, SGA, SKMA, SGKP, SPMA, SPM, STM, dan SPIK
4. Pendidikan Tinggi. Universitas, Institut Teknologi, Institut Pertanian, Institut Keguruan, Sekolah Tinggi dan Akademi.

Komentar