Introvert
Scene "Cheese In The Trap" |
Sebenarnya, kau itu
orang yang seperti apa?
Kau
bilang kita sama.
Tahun ini adalah tahun
kedua, angkatan 2012. Dan ini adalah tahun keempatmu. Intensitas pertemuan kita
mulai berkurang. Kau mulai sibuk dengan aktivitas magang di perusahaan ayahmu.
Dan aku masih berkutat dengan tugas individu dan kelompok.
Besok kau akan foto
wisuda. Maaf. Aku tidak bisa hadir karena ada kuliah. Kau pun berada di kelas
yang sama denganku. Kau tahu kan? Dosen yang memberiku nilai D untuk pertama
kali selama aku kuliah. Tidak mungkin aku tidak hadir. Ada presentasi yang tidak
bisa kutinggalkan. Aku tidak ingin mengulang seperti temanmu yang lain. Aku
harap kau jangan lama-lama, aku tidak ingin kuliahmu yang lain tertinggal.
Sebenarnya, kau itu
orang yang seperti apa?
Februari adalah bulan
kelima kita.
Ternyata
kita berbeda. Atau waktu yang belum kembali.
Aku tidak tahu apa
cita-citamu. Ketika ku tanya apa yang ingin kau lakukan 5 tahun mendatang, kau
hanya menjawab "bekerja". Bahkan di masa depanmu tidak ada aku. Aku
tidak tahu ketika saat itu tiba, apa aku masih bisa bersamamu?
Kau tidak pernah
bertanya, jika itu menyangkut diriku. Kau memberikan jaketmu saat hujan. Kau
membawakan kopi hangat. Kau meminjamiku catatanmu. Kau berusaha mengulur waktu
ketika aku belum selesai mengerjakan tugas. Meski seringkali aku membelikanmu
makanan, pada akhirnya lagi-lagi aku hanya menerima.
Sebenarnya, kau itu
orang yang seperti apa?
Canggung.
Apa hanya aku yang merasakan?
Di dunia maya, kau
membalas pesanku dengan singkat. Kenyataannya, kau selalu bisa diandalkan. Kau
tidak akan cerita jika tidak ditanya. Sejauh ini, cuma hal itu yang dapat
kumengerti dari dirimu. Itupun baru beberapa hari yang lalu saat kau
mengantarku pulang.
Aku tidak tahu apa
kesukaanmu. Kau tidak pernah menghubungiku lebih dulu, juga tidak pernah
berkata rindu. Tetapi kau tiba-tiba berada di depan pintu, ingin bertemu
denganku. Seperti beberapa waktu yang lalu, dua hari tidak bertemu karena
magang. Selama aku mengenalmu, kau selalu bersikap baik kepada setiap orang.
Kau selalu memaafkan, mengalah, murah senyum dan tidak segan untuk menolong
orang lain. Kau tahu? Sikapmu yang seperti itu seringkali diartikan lain oleh
teman-teman wanita di kampus. Sikapmu yang tidak suka membuat keributan. Meski
orang lain salah paham, kau tidak akan jelaskan kalau tidak ditanya.
Sebenarnya, kau itu
orang yang seperti apa?
Aku lebih suka
kalau kau jujur padaku.
Aku tidak tahu
bagaimana perasaanmu? Marahkah? Sedih? Aku lebih suka kau marah dan
mengatakannya langsung kepadaku, daripada kau hanya diam dan tersenyum. Aku
lebih suka kau berkata ,"Aku tidak suka kau jalan dengannya! Aku marah dan
kecewa." daripada kau hanya bilang, "Aku mengerti. Tidak
apa-apa." Mungkin karena inilah kau berkata kalau kita sama. Aku tak
mengatakan perasaanku. Tapi menuntut dirimu untuk mengatakan perasaanmu. Aku
selalu bilang "maaf" dan "tidak apa-apa" kepadamu. Aku
takut kau marah. Aku takut kau kepikiran.
Jarang sekali kita
bercerita, membuatku akhir-akhir ini berpikir kita semakin jauh. Kemarin siang,
sempat terlintas di pikiranku kau selingkuh, ketika yang mengangkat telponmu
adalah kakakmu. Karena kesal, hingga hari ini kita tidak saling bicara. Teman-teman
menganggap kita sedang bertengkar. Entahlah. Apa memang kita sedang bertengkar?
Bagiku sama saja seperti hari-hari lainnya. Meski begitu, kau masih memberiku
kopi hangat. Aku benar-benar tidak mengerti.
Sebenarnya, kau itu
orang yang seperti apa?
Mungkin
memang seperti ini adanya.
Siang ini, aku
mengerjakan tugas di taman kampus sendirian. Mencari data dan membuat power point. Sebentar lagi UAS, aku harus
mengejar nilai-nilaiku yang tertinggal. Sepertinya aku harus bekerja keras di
semester ini. Tiba-tiba kau memelukku dari belakang sambil memejamkan mata.
Kepalamu bersandar di bahuku. Apa yang harus kulakukan?
"Sebentar saja.
Biarkan seperti ini." katamu
Aku memeluk dan
membelai rambutmu. Aku tidak mengerti dengan hubungan kita.
Sambil memegang
tanganku, kau bercerita. Orang-orang di sekitarmu seolah-olah menyalahkanmu.
Kau selalu merasa mereka hanya memanfaatkanmu dan menganggapmu orang yang
jahat. Kau juga ingin didengar, dipuji, dan dihibur. Kau pendiam dan merasa
dirimu aneh. Ketahuilah sayang, kau sama sekali tidak aneh. Kau hanya berbeda.
Kita yang berbeda dengan orang lain. Mungkin karena kau tidak punya banyak
kesempatan untuk dapat jujur pada orang lain sehingga membuatmu merasa
kesepian.
Aku tidak menganggapmu
orang yang jahat. Aku menyukaimu setiap hari lebih dari sebelumnya. Kau hanya
perlu jujur pada dirimu sendiri, juga kepadaku. Kau tahu, kau masih memilikiku
di dekatmu. Waktu berlalu dimana berhari-hari kita telah menjadi satu. Aku
benar-benar ingin mengenalmu. Aku ingin
menggapaimu, meski sulit.
Komentar
Posting Komentar