Such
Halo. Apa kabar? Kutahu kau bosan mendengarkan semua ucapanku karena sudah cukup kepalamu lebih bergemuruh dari setiap kata yang kutiup ke arahmu. Aku juga bosan melihatmu menutup wajah dengan kesedihan yang tak sudah-sudah. Kau lebih mengerti bahwa peluangmu tak lebih besar dari kepalan tangannya. Aku tidak mengerti kau begitu keras kepala untuk bersembunyi di jalan yang biasa ia lalui. Kau tersenyum melihatnya memberi setangkai mawar untuk wanita lain. Ketika malam memberi salam, kau menangis sejadi-jadinya mendapati dirimu membeku di kejauhan dengan penasaran yang kau besarkan sendiri. Kau menerka-nerka apa yang mereka bicarakan setelah ia memberinya bunga. Kau menerka-nerka arti senyum keduanya. Kau tidak akan berakhir mencintainya. Selamanya perasaanmu hanya melangkah sampai rasa suka jadi kumohon berhentilah. Kukirimkan surat begitu banyak, begitu lama sampai kau dapat menghitung usiamu tanpa bantuan sepasang tangan kecilmu. Aku mengkhawatirkan bagaimana hidup men...