REMEDIAL & PROG.PENGAYAAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam
semua bidang kehidupan. Manajemen berkaitan dengan proses
perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengevaluasian yang di dalamnya
terdapat upaya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
mengerahkan sumber daya yang dimiliki.Manajemen
memberikan pemahaman tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam
rnenjalankan dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan organisasi
atau lembaga. Termasuk diantaranya adalah lembaga pendidikan, yaitu sekolah.
Dalam hal ini berkaitan sekali dengan
bagaimana manajemen pembelajaran dijalankan.Manajemen pembelajaran dapat
diartikan sebagai serangkaian aktivitas yang mengatur dan mengelola komponen
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Salah satu aktivitas yang dikelola dalam konteks ini adalah
remedial/kegiatan perbaikan dan program pengayaan (enrichment). Kedua kegiatan tersebut diharapkan para siswa tidak
lagi menemukan kesulitan dalam belajar dan dapat terus memperkaya ilmunya, dan
sangat diharapkan nantinya kegiatan perbaikan khususnya remedial tidak lagi
terjadi karena para siswa dapat mengerti sepenuhnya apa yang diajarkan.
1.2 Tujuan Makalah
Untuk memahami kegiatan perbaikan dan pengayaan dalam makalah ini maka
penulis akan memaparkan pengertian remedial dan pengayaan, tujuannya, bentuk/macam-macam
kegiatan yang harus dijalankan, dan waktu pelaksanaannya dalam pembelajaran.
1.3 Manfaat
Manfaat
dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca, khususnya pelajar/mahasiswa
mampu memahami secara keseluruhan mengenai remedial dan pengayaan. Selain itu,
agar mahasiswa mampu merealisasikan metode yang benar dalam melaksanakan
kegiatan tersebut di kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Remedial
Remedial merupakan program pengajaran perbaikan yang
khusus diberikan guru kepada siswa (individu/kelompok) karena siswa tersebut
memiliki masalah dalam belajar (kurang/tidak menguasai materi belajar)
(Darwansyah, 2009; 178). Menurut Dr. Suharsimi Arikunto (1988; 35), remedial
adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa yang belum menguasai bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru, dengan maksud meningkatkan penguasaan
terhadap bahan pelajaran tersebut. Remediasi mempunyai padanan remediation dalam bahasa Inggris. Kata ini
berakar kata ‘toremedy’ yang bermakna
menyembuhkan. Remediasi merujuk pada proses penyembuhan. Remedial merupakan
kata sifat. Karena itu dalam bahasa Inggris selalu bersama dengan kata benda,
misalnya ‘remedial work’, yaitu
pekerjaan penyembuhan, ‘remedial
teaching’ – pengajaran penyembuhan.
Di Indonesia, istilah ‘remedial’ sering ditulis
berdiri sendiri sebagai kata benda. Mestinya dituliskan menjadi pengajaran
remedial, atau kegiatan remedial. Dalam bagian ini istilah remediasi dan
remedial digunakan bersama-sama, yang merujuk pada suatu proses membantu siswa
mengatasi kesulitan belajar terutama mengatasi miskonsepsi-miskonsepsi yang
dimiliki.
Menurut Petunjuk Teknis No. 166/113. VI/91 tentang
penilaian dan analisis hasil evaluasi belajar serta program perbaikan dan adalah
“ Apabila seorang siswa dalam ulangan (tes formatif/tes sumatif) mencapai nilai
kurang dari 7,5 atau daya serapnya kurang dari 75%, maka yang bersangkutan
harus mengikuti perbaikan.” (Dikdaksar 1991:2). Bagi siswa yang sudah menguasai
minimal 75% diberikan pengayaan. Program remedial (perbaikan) dan pengayaan
diperlukan dalam rangka ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar
adalahtercapainya penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan
pelajaran, individu maupun kelompok.[1]
2.1.1.
Ciri-Ciri Pembelajaran Remedial
Untuk memperjelas perbedaan antara pembelajaran
remedial dengan bentuk pengajaran biasa berikut ini dikemukakan ciri-ciri
pembelajaran remedial menurut User Usman dan Lilis Setiawati yang dibandingkan
dengan pengajaran biasa (regular).
1.
Kegiatan pembelajaran biasa sebagai program
belajar mengajar di kelas dan semua siswa ikut berpartisipasi. Pembelajaran
remedial diadakan setelah diketahui kesulitan belajar kemudian diadakan pelayanan
khusus.
2.
Tujuan pembelajaran biasa dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama
untuk semua siswa. Pembelajaran remedial tujuannya disesuaikan dengan kesulitan
belajar yang dihadapi siswa.
3.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran biasa
sama untuk semua siswa, sedangkan metode pembelajaran remedial bersifat
diferensial disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan
belajar.
4.
Pembelajaran biasa dilaksanakan oleh guru kelas
atau guru bidang studi, sedangkan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui
kerjasama berbagai pihak, guru pembimbing, konselor dan sebagainya.
5.
Pendekatan dan teknik pembelajaran remedial
disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa, sedangkan
pembelajaran biasa bersifat umum dan sama.
6.
Alat dan evaluasi yang digunakan dalam
pembelajaran remedial disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa,
sedangkan pembelajaran biasa evaluasinya menggunakan alat yang bersifat seragam
dan kelompok.
2.1.2.
Tujuan Pembelajaran Remedial
1.
Siswa memahami dirinya khususnya yang menyangkut
prestasi belajar yang meliputi kelebihan dan kelemahannya, jenis dan sifat
kesulitan yang dihadapi.
2.
Siswa dapat mengubah atau memperbaiki cara
belajar ke arah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan belajar yang dihadapi.
3.
Siswa dapat mengatasi hambatan belajar yang
menjadi latar belakang kesulitannya.
4.
Siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar
secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajar.
5.
Siswa dapat mengembangkan sifat dan kebiasaan
baru yang dapat mendorong tercapainya prestasi belajar yang lebih baik.
6.
Siswa dapat mengerjakan tugas lebih baik.
Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa tujuan
pembelajaran remedial adalah agar siswa memahami kesulitan-kesulitan yang
dihadapi sehingga ia dapat memperbaiki cara belajarnya ke arah yang lebih baik.
Dengan demikian siswa mampu mengatasi hambatan belajarnya yang akan memberi
motivasi kepada dirinya untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
2.1.3.
Fungsi Pembelajaran Remedial
1.
Fungsi korektif, artinya pembelajaran remedial
dapat dilakukan dalam pembetulan atau perbaikan dalam hal penulisan tujuan,
penggunaan metode, cara-cara belajar, materi dan alat belajar, evaluasi dan
sebagainya.
2.
Fungsi pemahaman, artinya pembelajaran remedial,
guru dan siswa atau pihak lainnya dapat memperoleh yang lebih baik mengenai
pribadinya sendiri.
3.
Fungsi penyesuaian, artinya pembelajaran
remedial dapat membentuk siswa yang mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri di
lingkungan tempat belajarnya.
4.
Fungsi Pengayaan, artinya pembelajaran remedial
dapat memperkaya proses pembelajaran, sehingga materi lebih luas, lebih banyak
dan lebih mendalam dibandingkan dengan pengajaran regular.
5.
Fungsi Akselerasi, artinya pembelajaran remedial
dapat mempercepat proses pembelajaran, baik dari segi waktu maupun materi,
sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif dan efisien.
6.
Fungsi Therapeutic, artinya secara langsung atau
tidak, pembelajaran remedial dapat membantu atau menyembuhkan atau memperbaiki
kondisi kepribadian siswa yang menyimpang, sebaliknya pencapaian prestasi
belajar dalam pembelajaran juga mempengaruhi pribadi siswa.
2.1.4.
Prinsip-Prinsip
Remedial
Pembelajaran
remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk
memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang
ditetapkan.Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial
sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
1. Adaptif
Setiap
peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program
pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai
dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain,
pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.
2. Interaktif
Pembelajaran
remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif
berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat
perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui
kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami
kesulitan segera diberikan bantuan.
3. Fleksibilitas dalam Metode
Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan
dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda,
maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan
metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4. Pemberian Umpan Balik
Sesegera Mungkin
Umpan
balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan
belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat
korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik
dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta
didik.
5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan
Program
pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan,
dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus
berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik
dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan remedial :
1.
Analisis indikator mana yang belum mencapai
ketuntasan belajar
2.
Perencanaan program mencakup waktu pelaksanaan
dan ruangan yang akan digunakan
3.
Pemberian tugas singkat dengan memperhatikan
waktu penyelesaian tugas
4.
Pemberian penjelasan secukupnya mengenai tugas
yang akan diberikan
5.
Jauhkan ruangan untuk kegiatan remedial dari
pengaruh yang dapat merusak konsentrasi
6.
Memotivasi para siswa
7.
Usahakan kondisi mental siswa dalam keadaan
stabil dan tenang.[2]
Faktor-faktor yang terdapat dalam kegiatan remedial :
1.
Sifat kegiatan remedial
2.
Jumlah siswa yang mengikuti remedial
3.
Setting kegiatan remedial
4.
Orang yang memberikan remedial
5.
Metode yang digunakan untuk remedial
6.
Tingkat kesulitan belajar siswa.[3]
Berdasarkan
faktor-faktor di atas, maka dapat ditentukan bentuk pelaksanaan kegiatan
remedial antara lain :
1.
Menjelaskan kembali materi yang sedang
dipelajari
2.
Memberikan tugas tambahan kepada tiap siswa
dengan individu atau kelompok
3.
Bimbingan secara khusus
4.
Penyederhanaan materi, penyajian atau soal
pertanyaan yang akan disajikan.
2.1.5.
Evaluasi Pengajaran Remedial
Untuk mengetahui
berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus dilakukan
penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar
siswa. Apabila siswa mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti
kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami
kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan
dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen
pembelajaran.
Evaluasi dan
Follow Up; cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah
seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa
pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan
masalah yang dihadapi peserta didik. Berkenaan dengan evaluasi pengajaran
remedial. Kriteria-kriteria keberhasilan pengajaran remedial yaitu:
1. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh
peserta didik berkaitan dengan masalah yang dibahas
2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan
materi yang dibawakan melalui layanan, dan
3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
peserta didik sesudah pelaksanaan remedial dalam rangka mewujudkan upaya lebih
lanjut pengentasan masalah belajar yang dialaminya.
Sementara itu,
Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan beberapa kriteria
dari keberhasilan dan efektivitas remedial yang telah diberikan, yaitu apabila:
1. Peserta didik telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang
dihadapi.
2. Peserta didik telah memahami (self insight) permasalahan yang
dihadapi.
3. Peserta didik telah mulai menunjukkan kesediaan
untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance).
4. Peserta didik telah menurun ketegangan emosinya
(emotion stress release).
5. Peserta didik telah menurun penentangan
terhadap lingkungannya
6. Peserta didik mulai menunjukkan kemampuannya
dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat
dan rasional.
Peserta didik telah menunjukkan
kemampuan melakukan usaha–usaha perbaikan dan penyesuaian diri terhadap
lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan yang telah
diambilnya.
2.2. Program Pengayaan
(Enrichment)
Program pengayaan merupakan program belajar yang
diberikan kepada siswa yang telah menguasai materi pelajaran. Pengayaan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan dan mempertahankan hasil belajar siswa yang
telah dicapai serta sebagai salah satu cara untuk mengembangkan potensi siswa
secara optimal. Siswa berkesempatan untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan yang ditekuninya.
Menurut
Guskey dalam Julaeha (2007) terdapat dua karakteristik kegiatan pengayaan,
yaitu:
1.
Kegiatan
pengayaan adalah kegiatan yang menyenangkan dan memberikan kepuasan atas
penguasaannya (bukan pengulangan kegiatan belajar sebelumnya).
2.
Kegiatan
pengayaan hendaknya merupakan kegiatan yang menantang bagi siswa yang menuntut penerapan kemampuan
kognitif tingkat tinggi (analisis, sistesis, evaluasi, dan kreasi).
Beberapa bentuk pengayaan yang dijalankan antara lain :
1.
Menugaskan siswa membaca materi pokok dalam
kompetensi dasar selanjutnya
2.
Memfasilitasi siswa melakukan
percobaan-percobaan, soal latihan, menganalisa gambar dan sebagainya.
3.
Memberikan bahan bacaan untuk didiskusikanguna
menambah wawasan para siswa
4.
Membantu guru membimbing teman-temanya yang
belum mencapai standar ketuntasan belajar minimum.
Waktu yang diberikan untuk remedial dan pengayaan adalah sebagai berikut
:
1.
Setelah mengikuti tes Ujian Kompetensi Dasar
tertentu
2.
Setelah mengikuti ulangan blok yang terdiri dari
beberapa kesatuan Kompetensi Dasar
3.
Setelah mengikuti ujian/ tes Kompetensi Dasar
atau blok trakhir pada semester ganjil atau genap.
2.3 Studi Kasus
Seorang siswa
kelas 1 SMP mengalami kesulitan dalam hal membaca “reading” bahasa Inggris
mengenani lafal maupun tekanannya. Dengan demikian ia juga kesukaran dalam
mengartikan kalimat demi kalimat, sehingga dia menemui kesulitan dalam memahami
isi bacaan yang dipelajarinya.
Bagaimana guru
harus memberikan pertolongan kepada siswa tersebut?
Memahami kasus
tersebut dapatlah:
-
Dilokalisasikan jenis dan sifat kesulitannya yaitu:
a. Hal membaca reading, tentang
ucapan atau lafal dan tekanan.
b. Memahami isi bacaan.
-
Dilokalisasi jenis dan sifat faktor penyebab kesulitan:
a. Bahasa Inggris merupakan
mata pelajaran baru.
b. Tulisan atau ejaan berbeda
dengan lafalnya.
c. Tidak ada kelainan pada
siswa.
-
Perkiraan dan penetapan kemungkinan bantuan:
a. Tingkat kesulitan ringan,
relatif mudah ditolong.
b. Waktu yang digunakan +/- 4 x
30 menit.
c. Dirumah siswa.
d. Oleh kakaknya yang kebetulan
duduk di kelas III SMP.
e. Metode tutoring serumah.
-
Pelaksanaan tindak lanjut:
Meminta
kepada kakak siswa tersebut yang duduk di kelas III SMP untuk melatih membaca
di rumah selama 4 malam berturut-turut @ 30 menit. Sebelumnya guru memberikan
contoh bagaimana membaca reading yang benar kepada kakak siswa tersebut.
Yang
perlu dicatat dalam langkah-langkah tersebut ialah faktor “orang yang
memberikan bantuan”, dalam hal ini ialah kakak siswa yang kebetulan duduk di
SMP kelas III diperkirakan memenuhi syarat sebagai tutor serumah.
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Remedial merupakan program pengajaran perbaikan yang
khusus diberikan guru kepada siswa (individu/kelompok) karena siswa tersebut
memiliki masalah dalam belajar (kurang/ tidak menguasai materi belajar). Program
pengayaan merupakan program belajar yang diberikan kepada siswa yang telah
menguasai materi pelajaran. Tujuan dari kedua kegiatan ini adalah membantu
siswa dalam meningkatkan keberhasilan dalam belajar, meskipun keduanya memiliki
metode yang berbeda dalam pelaksanaannya. Beberapa bentuk kegiatan dalam
remedial, antara lain :
1.
Menjelaskan kembali materi yang sedang
dipelajari
2.
Memberikan tugas tambahan kepada tiap siswa
dengan individu atau kelompok
3.
Bimbingan secara khusus
4.
Penyederhanaan materi, penyajian atau soal
pertanyaan yang akan disajikan.
Sedangkan beberapa bentuk kegiatan untuk program pengayaan, antara lain :
1.
Menugaskan siswa membaca materi pokok dalam kompetensi
dasar selanjutnya
2.
Memfasilitasi siswa melakukan
percobaan-percobaan, soal latihan, menganalisa gambar dan sebagainya.
3.
Memberikan bahan bacaan untuk didiskusikan guna
menambah wawasan para siswa
4.
Membantu guru membimbing teman-temanya yang
belum mencapai standar ketuntasan belajar minimum.
Waktu yang diberikan untuk remedial dan pengayaan adalah sebagai berikut
:
1.
Setelah mengikuti tes Ujian Kompetensi Dasar
tertentu
2.
Setelah mengikuti ulangan blok yang terdiri dari
beberapa kesatuan Kompetensi Dasar
3.
Setelah mengikuti ujian/ tes Kompetensi Dasar
atau blok trakhir pada semester ganjil atau genap.
3.2. Saran
1. Dalam
menangani kasus pembelajaran anak yang kurangmenguasaikompetensi diperlukan kerja sama dengan ahli
lain, seperti ahli pendidikan, dan
psikologuntukmemotivasikeinginanbelajarnya.
2. Diharapakan
disediakan ruangan khusus sebagai pusat penanganan kesulitan belajar. Ruang
tersebut dapat dipergunakan oleh guru kelas dan guru khusus untuk mengkaji dan
menangani berbagai gangguan belajar yang terjadi pada anak didiknya.
3. Diharapkan sang guru
mampumengidentifikasiapasajakekurangandarimurid yang
tidakmencapaistandarkompetensidanmecarisolusidariapamateripembelajaran yang
belumbisa di capainyadandilakukanberkelanjutan.
4. Diharapkan sang guru
mampumengetahuiterlebihdahulukekurangandarimurid yang
belumbisamencapaistandaratauindikatorkeberhasilan, agar apa yang di inginkan
guru danmuridbisatercapai.
5. Diharapkan guru mampumemberikan
remedial dan program pengayaan yang
menarikminatsiswadansesuaidengankemampuansiswadantidakmengada-
ngadamemberikansebuah remedial dan program pengayaan
DAFTAR PUSTAKA
Darwansyah, dkk.
2009. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Diadit Media.
Ischak S.W. dan
Warji R. 1987. Program Remedial Dalam Proses Belajar-Mengajar.
Yogyakarta : Liberty.
Suryosubroto, B.
2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.
Jakarta : Rineka Cipta.
Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi
Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
diakses 5 Maret
2013, 08:23
http://www.masbied.com/2009/10/30/pembelajaran-remedial-dalam-meningkatkan-prestasi-belajar/ diakses 5 Maret 2013, 08:53
diakses 5 Maret
2013, 08:55
http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/03/14/remedial-dan-pengayaan/ diakses 5 Maret 2013, 23:59
[1] Drs. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 47
[2] Drs. Darwansyah, M.Pd,
M.Si, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta : Diadit Media, 2009), h. 180
[3] Drs. Ischak S.W, Dkk,
Program Remedial Dalam Proses Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Liberty, 1987), h.
38
Komentar
Posting Komentar