Can You Hear Me?

weheartit.com
Ada yang membencimu, ada pula yang begitu mencintaimu. Ada yang berlari - lari demi mendapatkan sejumput tatap darimu. Ada pula yang tidak ingin melihatmu. Dan aku seperti biasa, hanyalah sembunyi yang kerap memaki dirinya sendiri sebab lebih memilih bisu ketika pelangi kau tinggalkan di matamu. Mungkin aku ialah sandaran bangku dengan ujung-ujung kakinya yang gagu karena di menit ketiga puluh satu, aku masih belum bisa katakan ada yang lain di senyummu.

Bahkan hingga dini hari, kau masih tumbuh dipenuhi doa-doa dari kedua tangan yang tidak kau kenal. Sementara bibirku terus menyebut namamu di antara kening yang berserah diri kepada gelap. Lucu memang. Kau tidak mengenalku, tetapi aku menginginkan kau kembali. Setiap orang yang menoleh, aku panggil dengan namamu. Bagiku, apa-apa tampak seperti dirimu.

Sekali saja, lihatlah aku yang berdiri di balik jendela berwarna coklat tua. Jalan yang sering kau lewati pukul 7 pagi dan 4 sore. Sesekali, sapalah pohon belimbing yang ada di sana, agar aku tahu bahwa airmata yang sering terbuang tidak berakhir sia-sia. Kamu tidak berhak menyakitiku. Bahkan kamu tidak tahu apa-apa tentang perasaanku.


Liburan sebentar lagi usai. Untuk sekali ini saja, bisakah kamu mendengarku? Bisakah kamu meraba bisikan yang selalu menyebut namamu, sebelum kau jauh meninggalkan kota ini. Aku menangis terharu ketika mendengar kabar bahwa kau mendapat beasiswa di tempat yang sudah pasti kau tidak akan lagi menginjak daun-daun kering di jalan ini. Aku terlalu bodoh untuk menemuimu. Impianku adalah mengenalkanmu dengan cangkir kopi kesayanganku, menghabiskan jingga di teras yang lembab, merasakan hangat di balik sakumu. Bisa kau lakukan itu?


Komentar