Perempuan Berinisial J
Ini bukan perihal
tanggal dan usia, jika keduanya tak lebih dari sekedar angka - angka biasa.
Lalu apakah ada angka istimewa? Sekali lagi bukan perihal angka. Barangkali
jadi lebih istimewa di balik semuanya. Meski begitu, kisah ini dibuka dengan
sebuah angka. Coba deretkan angka 1 - 10, tentu untuk membuatnya istimewa, kau
perlu ambil angka sempurna. 10. barangkali begitulah kita menyebutnya untuk
kisah ini yang belum selesai menyeduh hari - hari yang akan tertinggal di dasar
cangkir. 10 - sempurna. Kemudian coba kau deretkan abjad sampai 10. Barangkali
begitulah kita menamai kisah ini. Perempuan Berinisial J.
Dear perempuan,
Kau dicintai, tentu
saja.
Tingkahmu serupa
raksasa, lebih berharga dari dunia. Tak perlu raksa untuk membekukan jiwamu
yang bebas pada hari - hari yang kau seduh dengan banyak gula. Bagiku kau
sempurna, meski tak ada yang sempurna di dunia. Bagiku kau indah, lebih
berharga dari semua cuaca.
Selayaknya
perempuan, kau punya banyak airmata, dan kau tak pernah kehabisan cara untuk
mengubahnya menjadi tawa. Ketika terik mengulitimu dan dunia membasuhmu dengan
cara tak manis, kau justru tak tahu malu menelanjangi pikiranmu sendiri untuk
tetap membumi, dan mendengar semesta dari kanan ke kiri. Tentu, masih banyak
noda - noda di bajumu yang menjadi PR yang harus kau selesaikan agar kelak kau
tumbuh menjadi wanita yang lebih panjang dari tongkat bidadari.
Tiga tahun bukan
waktu yang singkat untuk memeluk isi kepalamu, mengarungi betapa luasnya
hatimu. Kini, melihatmu tumbuh begitu tinggi membuat aku, tubuhmu sendiri,
terhenyak pada waktu yang menggilas ganas hingga terkadang membuat kenangan
hampir terhempas. Kau adalah pantai, gulungan ombak tak pernah mengecupmu
lembut meski begitu ia adalah bagian dari dirimu. Kau tak bisa memilih pasir
mana yang akan dicurangi oleh ombak. Kau letakkan keteguhan di antara akar -
akar pohon kelapa dan keyakinan di antara pasir yang tak habis sekeras
apapun ombak menerjang.
Terkadang kau jenuh
dijilati dunia
Bosan dengan pemanis
buatan
Penuh sesak dengan
pena yang membelenggu genggaman
Terkadang kau serupa
aksara gila yang tak paham harus memilih tanda koma atau spasi
Kebingungan dengan
benda bergerak hingga benda mati
Untuk perempuan
dengan kaki yang jati,
Hingga kini kau
terus berlari.
Untuk
: J
Dari
: tubuhmu sendiri
Komentar
Posting Komentar