Kita Adalah

Kita adalah kumpulan puisi. Aksara yang tidak akan pernah mengenal tafsir sampai karat menghapusnya dan usia mengembalikannya. Kita adalah robekan kertas yang menyatu kembali, yang ditulis kembali oleh Sang Pemilik tangan yang menahan kita ketika ingin terpisah kembali. Kita adalah lagu cinta. Melodi dan harmoni yang sempurna, setiap malam didengarkan oleh burung-burung yang berbaris di pinggir jendela. Kita adalah simfoni yang sengaja ditinggalkan pada bait-bait terakhir agar indahnya ingin selalu didengarkan sebab lebih lembut dari percikan air yang menggelayut manja pada tepi genting-genting ketika hujan.

Kita adalah kerumunan itu. Lelucon dari mulut ke mulut yang membuat tawa dan tangis saling bersahut. Kita adalah berisik angin, daun-daun yang jatuh, dan ramai jalanan pukul tujuh. Terburu-buru mengusir sendu pada airmata yang kerap menetap di bahu. Kita adalah jalan berbatu, pagar bambu, dan rumah tak berpintu. Memuja semesta melalui doa-doa yang saling bertegur sapa pada malam dimana kita menjadi satu. Kita adalah pencemburu waktu. Detik yang tidak pernah tersentuh oleh jarum jam sehingga kita tidak lagi lemah dengan secuil rindu meski langkah kaki tenggelam dalam jarak seribu.

Kita adalah sebuah keinginan, yang berjalan bertahun-tahun menetapkan langkah menuju tujuan dengan kegigihan. Kini dan seterusnya, kita adalah satu yang semesta sudah beri restu. Kita tidak lagi mengandalkan mata dan telinga, tapi merasakan apa-apa yang hati kita kerap dustakan. Kita memilih bersama melewati musim yang tidak pernah menjanjikan esok pagi. Dengan sepasang mata dan sepasang hati, kita sepakat untuk berjanji pada daun-daun yang kerap menanggalkan rindu untuk tidak pernah melepaskan jiwa yang tersemat di jari.


Ya, kita adalah dua orang itu.

Komentar