SELAMAT ULANG TAHUN (2)
Namanya Ririn.
Wanita pertama yang merasakan rahim ibu sekaligus menjadi gadis kecil yang
pertama untuk ayah. Siluet tubuhnya tampak sempurna memeluk lelah di balik
layar notebook-ku, sembari jemari ini melukis kata tentangnya, membuatku tampak
seperti pelukis handal. Meringkuk adalah caranya bergelut bersama kantuk. Tawa
renyah miliknya membuat malam seperti pecundang, meski bulan bintang berusaha
keras mempertahankan citranya.
Aku takkan lama
berbasa-basi. Aku sadar, semeriah apapun kejutan di bulan Juli, tetap tak mampu
menggantikan cintamu yang memang tak pernah ingin aku lunasi. Hanya barisan
abjad yang tak tahu diri untuk merengkuh kasih sayangmu yang penuh. Hanya
paragraf-paragraf usang untuk mengabadikan kebaikanmu hingga tampak antik.
Meski begitu, setarik nafas kutiupkan dalam cerita ini. Agar bernyawa, agar
menjelma nyata serupa rapalan doa yang dikabul oleh Sang Pemilik Maha.
Kau adalah suara
dimanapun kau berada. Bagimu, hidup adalah lelucon yang memang terlahir untuk
di tertawakan. Kau akan mememarkan segala sepi dengan candamu yang sulit
berhenti. Meski terkadang kelakarmu sulit untuk dimengerti, tetap saja berhasil
buat kami semua unjuk gigi. Kau humoris, kau mudah untuk berbagi. Kau besar
diperantauan dan tumbuh di perjalanan. Aku beruntung dalam jauh bersamamu.
Dengan kasih sayangmu, kau bangun rumah kedua tempatku pulang dalam perantauan.
Rumah di mana aku dapat menidurkan sejenak rinduku untuk ayah dan ibu. Rumah
dimana kau ajarkan aku bahwa perjuangan adalah senjata untuk membuat jauh
terasa dekat. Rumah dimana kau tunjukkan kepadaku bahwa tawa dan senyuman
adalah caramu untuk membuat konyol kesepian dan kesendirian. Rumah dimana kau
tekankan kepadaku untuk menjadi pribadi yang berani dan mandiri.
Kami semua
mencintaimu. Dan kau membalasnya tak kalah banyak. Untuk kasih sayangmu, aku
tak akan mengelak. Yunda, selamat ulang tahun
:)
Komentar
Posting Komentar