KUKIRA ADA KAMU
Menikmati siang
Jakarta yang mengecup lembut sampai pori-pori kulitku. Teriknya terlambat untuk
menghangatkan, namun tetap menenangkan. Dan kamu, penuh di depanku
memperhatikan ice cream yang semakin mencair dengan senyum itu melulu. Aku
melucu dalam imajinasiku antara kau dan senyum itu yang membuatku luluh bersama
ice cream di tanganmu. Keningmu berkerut melihatku tersenyum sendiri tanpa kau
melucu seperti kemarin atau esok yang kunanti. Kamu memang tidak lucu, tetapi
tanpa itupun aku tetap tersenyum bahkan tertawa melihatmu. Entah karena apa...
Kamu adalah masa
laluku yang tak ingin aku tahu alasannya. Kamu adalah kita hingga saat ini,
yang lagi-lagi tidak ingin aku tahu mengapa. Kamu yang terisi penuh bahagia,
alpa, dan juga aku. Kamu adalah tempat di mana "iya"ku menuju. Kamu
adalah tempat di mana segala "pas"ku menyatu. Tak pernah kuanggap
kamu adalah hampa yang harus aku isi penuh seperti bejana, membuatmu diam
pasrah dan berpura-pura suka. Kamu bukanlah nol yang terkunci di dalam sisinya,
yang terbelenggu, dan tidak berubah berapapun angka yang bertemu kali denganmu.
Kamu adalah kekasih yang menjelma rumah, dan aku adalah pergi yang selalu
pulang. Kamu adalah serat-serat udara yang membawa sayapku terbang menuju mata
angin "cinta-cintaan". Kamu bilang favoritmu adalah aku, tempat
dimana segala doamu menuju, aku adalah sebab kau mencipta rindu di kala jauh.
Maaf
mbak, apa sudah selesai? Cafe nya sudah mau tutup.
Ah?
Oh, iya maaf mas, sudah selesai.
Kursi kosong di
depanku tersenyum melihatku tersipu malu. Ah, lamunanku lagi-lagi tentang kamu.
Dengan siluet tubuh lima belas tahun yang lalu. Maaf hanya memori masa kecil
yang kupunya tentang kamu. Di mana kamu? Rindu ini minta bertemu.
Komentar
Posting Komentar