Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

MENYAPAKU DALAM MIMPI

31 Oktober 2013, 09.36, terbangun-sesak-menangis. Aku sendiri masih bingung, apa yang terjadi dengan diriku pagi ini. Pagi yang seharusnya kusambut dengan senyum syukur karena masih bisa melihat matahari melakukan aktivitas mulianya, menghangatkan semua insan yang ada di dunia. Tapi itu tidak terjadi denganku pagi ini, entahlah apa yang kurasakan. Aku tidak merasakan kehangatan itu, seolah udara disekitarku menyatu menyiksaku. Aku memimpikanmu. Mimpi yang mampu membuatku terbangun seperti orang bodoh. Melamun, merasakan hatiku yang tiba-tiba sesak teramat sangat merindukanmu. Dan hitungan menit selanjutnya aku menangis. Aku tidak tau kapan terakhir kali aku memimpikanmu dan hal itu terjadi lagi. Beda dengan mimpi-mimpi sebelumnya, mimpi ini terasa begitu nyata dan dekat. Aku seperti benar-benar bisa menyentuhmu dan suaramu yang lembut dapat kurasakan begitu nyata di telingaku. Kamu cemas mencariku yang hilang, tidak peduli keringat yang mengalir lembut di wajahmu. Akhirnya kita ...

HANYA SEBENTAR SAJA

Perpustakaan FIP UNJ, sepulang kuliah, 14.37. siang semakin hilang ditelan awan yang membumbung tinggi sehabis hujan. Entah hujan akan kembali datang karena mendungnya tak kunjung hilang. Aku duduk sendiri menatapmu. Kita berseberangan dalam jarak dekat, kamu bisa rasakan itu karena memang ruangan perpustakaan yang tidak terlalu besar.  Kamu duduk santai membaca skripsi dengan jaket merah dan jeans hitam yang membuatku lupa waktu dan tujuanku ke perpustakaan.  Melihat jenjang kakimu yang kusebut itu seksi. Kamu sesekali terdiam lama, melihat keluar jendela memikirkan sesuatu. Andai kamu tau, begitu penasarannya diri ini. Sesekali kamu memejamkan mata sejenak melepas keletihan dalam keadaan duduk tegak di kursi dan melipat kedua tanganmu di dada, yang saat itu kusebut cool. Baiklah. Kamu sudah mengalihkan perhatianku, yang semula tertuju ke buku yang berjudul-apapun-itu. Nah, lihat kan ? Betapa kamu mampu membuatku lupa apa yang seharusnya aku lakukan. Anehnya, apa yang me...

BERBEDA

Bahkan kita pernah lebih dekat dari ini, dari biasanya. Dalam kedekatan itu, aku berharap waktu berhenti berputar. Saat itulah aku dapat merasakan hangatnya hembusan nafasmu. Kamu membuatku merasa dilindungi dengan lembutnya suaramu. Kedekatan yang hanya terjadi dalam hitungan detik mampu membuatku tersenyum malu sendirian, membuatku terjaga sepanjang malam. Terimakasih sudah memberikan kebahagian kecil untukku. Duduk di sampingmu, berbicara denganmu, dan saat itulah untuk pertama kalinya aku dapat menatap matamu lebih dekat. Sorot matamu mampu melindungiku, memberikan kenyamanan, dan menghangatkanku. Karena sorot matamu itu, sampai sekarang aku kebingungan. Kamu selalu hadir dalam setiap tarikan nafasku, menyapaku dalam mimpi, dan membayang-bayangiku setiap apa yang kulihat. Terimakasih untuk dua hari yang kamu berikan. Kembali terlintas dalam pikiranku mengenai apa yang kita jalani selama ini. Perbedaan yang menjadi musuh terbesar dan terberat buat kita. Agama dan cinta. Sebenar...

KEBINGUNGAN

Itulah mengapa aku takut, karena ketika malam datang bersama kesunyiannya, semesta seolah menyatu menyiksaku dalam kerinduan, untukmu. Dan bodohnya, kamu masih buta dengan semua isyarat yang kuberikan ? Semakin aku berlari, meronta, ingin membunuhmu dalam pikiranku, semakin aku tersakiti karena merindu. Rasanya begitu sulit untukmu mengerti pergerakanku yang risau bersama perasaan yang masih takut kusebut cinta. Bagaimana mungkin aku sosok yang jauh dan kecil dari sekian banyak perhatianmu begitu sombongnya menyebut ketidakpekaanmu, ketidakpedulianmu sebagai wujud cinta  semu untukku. Percuma berkali-kali aku menangis, berteriak meronta, kamu tak akan pernah mengerti. Bahkan begitu banyaknya kamu dalam setiap jengkal kehidupanku, aku berimajinasi mengancam akan pergi. Tapi lagi-lagi aku siapa untukmu ? Toh kamu hanya akan diam menatap kepergianku tanpa pernah mengerti siapa aku dan apa yang kulakukan. Pada akhirnya aku kembali ke alam sadar dan terpuruk sendiri. Susah sekali m...

AKU BUKAN SIAPA-SIAPA

Kamu masih yang kujaga, kamu masih yang kudamba. Walau lama tak apa, daripada hanya sia-sia. Tapi tak mungkin, itu hanya asa. Aku memanggilmu,"sini!", kamu tersenyum dan berlari, menghampiri. Tapi lagi-lagi itu hanya mimpi yang tak pernah benar-benar terjadi. Kamu yang membuat jarak ini. Kamu yang membuatnya semakin jauh. Itukah dirimu sekarang ? Kecewa, pada diriku sendiri. Setega itu kamu dan berkali-kali aku masih memaafkanmu. Aku tau, kamu melihatku, mengerti pergerakanku yang semuanya karena kamu. Kamu melihatku, menatapku lama, kemudian menunduk bahkan membuang muka, tak peduli dengan semua isyarat yang kuberikan. Mana bisa kamu sebut ini cinta jika lelah. Cinta setauku semauku membahagiakan. Jika semua ini menyakitkan, perlu kamu pertanyakan lagi, apa benar  yang kamu bangun tertatih ini cinta. Cuma kamu yang jatuh bangun sesak berulang airmata membahagiakan dia yang nyatanya susah payah hanya untuk mengingat sebaris nama pendekmu dan tak pernah tau cara memperhat...