Semoga Tulisan Ini Terbaca Olehmu


Aku masih di sini, jika kau kembali. Masih perempuan biasa yang bodoh menunggumu, berharap kau masih laki-laki yang penuh cinta. Laki-laki yang mampu membuatku tertawa di saat aku patah hati berkali-kali dan terluka. Aku masih di sini, jika kau kembali. Duduk di kursi kita, yang dulu hangat kini mulai renta dimakan senja. Setiap hari mengulang memori pada tiap foto yang banyak menampung cerita. Aku masih di sini, jika kau kembali. Sibuk berprasangka kau sedang apa, dengan siapa. Berpura-pura bahagia, semua baik-baik saja, dan berjalan sempurna.

Mungkin kau di sana sedang sibuk berjuang apa saja, memperjuangkan siapa saja. Bukan aku, bisa jadi dia. Entah dia siapa yang ku bentuk sebagai rasa takut kehilanganmu. Mungkin kau di sana sedang menggandeng tangannya. Bukan kewajibanmu harus kembali, menjelaskan semuanya kemudian merangkulku. Yang sebenarnya terjadi adalah kau tidak tahu aku menunggumu. Suka-suka dirimu mau memeluk siapa, pergi diam-diam atau bersuara. Tidak sepantasnya aku berkata kau meninggalkanku, seolah-olah kau yang bersalah.

Tidak perlu khawatir dengan keadaanku di sini. Sesekali aku masih menangisi kepergianmu, menyalahkan diri sendiri mungkin tingkahku yang membuatmu memilih pergi. Atau memang di sana kau sama sekali tidak khawatir dan biasa saja sebab sekali lagi, kau bukanlah seseorang yang menunggu. Rasanya tidak mungkin kau tega membiarkanku menangis, menunggu, berhari-hari menyalahkan diri sendiri sebab kau tidak pernah meminta atau menegaskan sesuatu. Mungkin di sana, duniamu mengalir apa adanya. Tertawa, sesekali merasakan lelah, berkali-kali jatuh hati pada dia yang bisa memelukmu secara nyata.

Sedang aku, aku ini apa? Hanya mampu menjagamu sebatas obrolan dunia maya, mengusir lelahmu pada tulisan-tulisan yang tidak kau baca, dan secara tidak langsung menitipkanmu pada udara dan dia. Jika benar doa itu mendekatkan, maka seharusnya aku dan kamu sudah lama menjadi kita sebab di setiap langkahmu mengalir doaku mulai dari gelap melahirkan jingga sampai ia menenggelamkan senja. Tapi jika Tuhan tidak merestui kita, semesta bisa apa? Mau sejauh apa aku dan kamu berlari, jika bumi dan seisinya tidak suka, jika Tuhan pun tidak bersedia, maka semua sia-sia saja.

Mungkin inilah sebabnya kau tidak pernah mengikat apa-apa di antara kita, kau sadar beda yang ada terlalu besar untuk membohongi hati orang-orang di sekitar kita. Aku mengerti kau masihlah laki-laki biasa, yang akan berbicara jika memang sudah tepat siapa dan waktunya. Dan mungkin sampai kapanpun kau akan tetap menjadi laki-laki yang tidak mengerti betapa keras kepala perempuan yang dulu kau hibur hatinya, kau rengkuh tubuhnya ke dalam pelukanmu, kau genggam erat tangannya, kemudian kau tinggalkan tanpa tahu apa-apa. Aku ingin pergi tapi hatiku tidak beranjak ke mana pun. Masih keras kepala berharap kau memberi kepastian atas perasaan yang dari dulu ku coba menguburnya dalam-dalam namun tak bisa.

Pernah terpikirkan olehmu setelah kau pergi bagaimana dengan obrolan dan pertemuan kita? Aku masih harus menyelesaikan perasaan di hati agar suatu hari kau nyaman untuk kembali. Aku tahu kau menginginkan perempuan ini lebih tahu diri dan mengerti bahwa kau tidak ingin melukai siapa-siapa. Alih-alih selamat tinggal, kau justru berkata sampai jumpa kembali sambil memelukku kemarin malam. Aku tahu kau akan kembali, kau ingin kembali sebab tidak ingin membuat kita menjadi asing seperti yang ku takutkan berulang kali.

Namun kau menyadari aku belum bisa menata hati, belum bisa menerima kalau aku berjuang sendiri, dan kau tidak akan kembali sampai aku terbiasa sendiri, tanpamu-tanpa kita yang tidak pernah ada. Kau ingin aku melanjutkan hidupku dengan atau tanpa hadirnya dirimu di akhir cerita sebab kau sadar pertemuan ini bukan untuk kita, hanya untuk sesekali singgah sebagai teman bicara. Tapi kenapa tubuh ini masih ingin menunggumu? Bisa kau tegaskan di mana dan kapan aku seharusnya berhenti mengejarmu? Jika boleh, aku ingin menunggumu lebih lama lagi, sampai aku bosan berharap, sampai aku menyadari kalau menunggumu bukan lagi sesuatu yang memungkinkan.

Semoga di sana kau baik-baik saja, semoga dia selalu menjagamu dari rumitnya aku dan semesta. Semoga.



picture: https://cauldronsandcupcakes.files.wordpress.com 

Komentar