Hanya Teman Untukmu


Dan yang paling tidak bisa kujelaskan kepada orang lain,
bahkan diri sendiri,
adalah aku tidak tahu, aku menunggumu atau mengejarmu?

Memasuki minggu keempat tanpa kabarmu. Dan malam ini, kepalaku adalah laut. Gemuruh ombak yang saling berkejaran dan burung-burung yang bersahutan. Aku duduk memunggungi pantai, masih, dengan pasir yang lembut membelaku. Di antara daun-daun kelapa yang pasrah kepada angin, sama sepertiku. Tidakkah ini semua aneh menurutmu? Ketika seharusnya kita menikmati seni alam ini bersama, dirimu justru menjadi bagian yang hilang dari apa yang tergantung begitu lama di dinding memori ini.

Pantai sudah menenggelamkan setengah senja kita. Untuk kau yang tidak ingin pulang, ketahuilah, aku tidak ingin kau menjadi masa lalu. Lekas kembali ke persinggahanmu, yaitu aku. Dimana kau akan melihatku terburu-buru kapanpun kau memanggilku, dimana kau menetap selama pulang masih terlalu muda bagimu. Ya, aku tidak bisa lebih murahan lagi dari ini.

Aku ingin menghancurkan semua prioritas yang membuatmu lupa denganku. Sungguh, aku tidak ingin kau menjadi kenangan. Tidak untuk saat ini. Bahkan kau belum tahu kerajaan mana yang akan kau bina, maka dari itu berhentilah berpura-pura tidak peduli. Aku tahu, kita ketakutan. Takut untuk menjadi sebuah kesalahan. Tapi itu dulu, aku ingin kau tegas berlari, menggenggamku di antara celah pikiran mereka yang selama ini sudah merenggut rindu kita.
 --
Minggu kelima, lewat beberapa hari dari kepulanganmu yang-tentunya-bukan-aku, menjadi detik-detik perpisahan kita. Saat dimana kau masih tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi di antara kita. Atau-masih-kau-berpura-pura-tidak-mengerti. Mungkin aku harus rela melepasmu, bertahan untuk tidak memelukmu saat kau panggil namaku. Kau tidak melihatku seperti aku melihatmu.

Saat kau bilang aku hanyalah seorang-teman di depan teman-temanmu, membuatku memaki diri sendiri atas kebodohan yang kubuat pada banyak malam sebelumnya. Kau yang memelukku, yang gelisah luar biasa ingin kehadiranku di sampingmu, yang tidak ingin melepas genggaman, yang pertama kali gugup di depanku, dan bilang bahwa perasaanmu telah tertangkap olehku. Kaukah itu?


Aku tidak lebih dari kata nyaman untukku, sedang aku mencintaimu sejak pertama kali bertemu. See? I am so much more than just a friend to you.


Komentar