Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Hanya Teman Untukmu

Gambar
Dan yang paling tidak bisa kujelaskan kepada orang lain, bahkan diri sendiri, adalah aku tidak tahu, aku menunggumu atau mengejarmu? Memasuki minggu keempat tanpa kabarmu. Dan malam ini, kepalaku adalah laut. Gemuruh ombak yang saling berkejaran dan burung-burung yang bersahutan. Aku duduk memunggungi pantai, masih, dengan pasir yang lembut membelaku. Di antara daun-daun kelapa yang pasrah kepada angin, sama sepertiku. Tidakkah ini semua aneh menurutmu? Ketika seharusnya kita menikmati seni alam ini bersama, dirimu justru menjadi bagian yang hilang dari apa yang tergantung begitu lama di dinding memori ini. Pantai sudah menenggelamkan setengah senja kita. Untuk kau yang tidak ingin pulang, ketahuilah, aku tidak ingin kau menjadi masa lalu. Lekas kembali ke persinggahanmu, yaitu aku. Dimana kau akan melihatku terburu-buru kapanpun kau memanggilku, dimana kau menetap selama pulang masih terlalu muda bagimu. Ya, aku tidak bisa lebih murahan lagi dari ini. Aku ingin me...

Ia Yang Kau Tinggalkan

Gambar
Tak ada yang harus dirindukan, karena ini bukanlah hujan di bulan Juni. Namun kenapa gerimis di pipi masih tentangmu? Sepasang tatap sudah bingung mau diapakan lagi mendung di penghujung Oktober ini, tak pula pergi di balik jendela dan daun-daun basah. Apa yang ia harapkan dari sepetak tanah beraroma. Tak ada. Tetap tak mengembalikan tawa yang ada saat riuh kepala dan terik di kota ini kau genggam dalam jemari kita bersama. Ia jenuh, pada kepergianmu, pada kelambu malam, pada cahaya dari sepasang tatap yang ia rindukan. Sebenarnya ia jenuh atau rindu? Kau tak pula bertanya, tak mengemas kabarnya pada kata-kata yang biasa kau ucapkan. Mau kau apakan ia? Tak usah bawa-bawa aku yang limbung mendengar kau meninggalkannya. Kau sebut dirimu pengembara. Kau terlalu pengecut untuk tinggal atau tak bisa pulang? Coba katakan. Bukan kepadaku, tapi ia. Kau lihat ujung-ujung rambutnya yang basah karena laut di matanya. Ia memikirkanmu sepantasnya. Memang sepantasnya, sebab sebulan lalu tak...

Menikmati Jeda

Gambar
Ada jeda yang panjang kala kita duduk berdua. Akulah wanita murahan itu. Wanita yang kau inginkan selalu ada di dekatmu, yang bodoh sendiri menerka-nerka tatapan di saat kau meletakkan tanganmu di bahuku. Aku adalah wanita yang kau tarik untuk mendekat dan pergi setelah kau inginkan. Dari semuanya, kenapa kau tetap menginginkan ku ada? Selalu berada di dekatmu dalam udara yang kau sembunyikan. Apakah masih ada dia dihidupmu? Masihkah ia yang mengisi hatimu? Aku tahu, kau pernah bilang sudah tak lagi dengannya, tapi kau seperti berada dalam samar-samar yang kau tahan di pelupuk matamu. Bisakah kita menjadi biasa saja? Dua orang yang ingin saling mengenal rindu masing-masing tanpa dunia permasalahkan. Lupakan dia, lupakan kita yang berbeda. Pernahkah kau sesekali tersadar? Ada yang lain di antara kita. Dua orang yang lebih memilih bungkam, sedang mata berbicara hebat menyoalkan rindu siapa yang akan bertahta, degup hati siapa yang paling kencang saat kita bersama. Dari sanalah k...

Kepincut (Lagi)

Gambar
Kamis, 2016. Selalu ada pertama kali untuk segalanya. Pertama kali melihatmu dan pertama kali menyadari kalau kita berbeda. Ada yang tidak bisa kita selesaikan dalam perjalanan ini. Kita berteriak dalam pikiran masing-masing. Lalu kalau kita berbeda, kenapa? Apa salah menurutmu? Aku tahu mau bagaimanapun, sampai kapanpun, kita tidak akan bisa menyatu. Kau bukan yang pertama dengan segala perbedaan, yang tak bisa kumiliki, yang selalu menjadi alasan berkali-kali aku hampir menyerah untuk menjadikanmu seseorang yang seharusnya kupercayai untuk kuberikan hatiku. Setidaknya, jika memang pada akhirnya kita tidak bisa saling memiliki (dan itu sudah pasti), biarkan cinta yang berjalan sendiri kemana ia ingin pergi. Meski kita tahu, cinta akan tetap berjalan kepada kita yang ingin saling mengerti. Kau tidak perlu menghindari dan membohongi dirimu sendiri, ada yang lain saat kita bertemu sapa pada pandang di seberang kelas, pada senyuman yang kita isyaratkan bahwa tak ada satupun dari k...