Kisah Lain; Fatimah dan Ali
Kau adalah pulang yang dia tunggu. Selayaknya rumah, itulah mengapa ia tak pernah pindah, karena ia tahu dirinya tempat pulangmu menuju. Anggaplah saat ini kalian adalah perantau karena ada kalanya rumah butuh sendirian. Pun kalian, perlu waktu untuk menyesap rindu di bibir cangkir untuk jarak yang memberi satir. Kalian perlu cara paling picisan untuk membuktikan bahwa perasaan kalian kuat, lebih kuat dari derit pintu yang terbuka-dengan-kalian-berjauhan- pada rumah sebagai pulang untuk mereka yang lelah dan menghabiskan detik - detik tubuh yang menunggu pasrah. Perantau bukan untuk datang kemudian hilang, tetapi ia pergi untuk kembali. Jadi, tenanglah karena dengan berjauhan pun adalah cara perantau untuk kembali pulang. Untukmu yang belum 'pulang' Mungkin sampai kapanpun tulisan ini takkan mampir di pelupuk matamu. Ingatkah denganku? Aku bertanya pada fotomu, pada sejarah yang belum selesai kau tulis di layar segi empat. Aku ini perempuan yang luruh pada lengan...