Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Terima Kasih, Senang Mengenalmu.

Sabar ya aku lagi menulis cerita terakhir tentang kita. Iya. Terakhir. Aku sudah tidak mau lagi mengabadikan kamu dalam tulisanku. Kita tetap baik2 saja, tapi................................... Oke selesai. Ceritanya sudah selesai. Tidak bercerita tentang bagaimana kita, tapi tetap saja masih kamu 'kan tokoh utamanya? Kalau kamu ingin mengingat kembali bagaimana kita bisa saling mengenal, bagaimana k ita bisa bertemu untuk pertama kalinya, kamu bisa baca tulisan-tulisanku sebelumnya. Itu semuanya tentang kamu. Sekarang sudah cukup ya. Yang perlu kamu ingat, aku adalah orang yang beruntung bisa mengenalmu, bisa merasakan cinta yang kau berikan, bisa membuat iri orang-orang yang mengenal kita. Sudah tentu, aku bukan orang yang paham tentang bagaimana Tuhanmu, tapi jika benar Sinterklas itu ada, kamu  seperti hadiah yang salah kirim. Kamu adalah hadiah terindah yang pernah dititipkan Tuhan untukku, untuk kemudian dikembalikan kepada hati yang memang seharusnya untukmu. Salam...

Hanya Selasa Pagi...

Gambar
weheartit.com Tak ada yang istimewa pagi itu, seperti biasa kau menjemputku pukul setengah tujuh untuk berangkat ke kampus. Dalam perjalanan kau berbicara, samar-samar yang bisa ku dengar—kau ingin kita selesai. Selama perjalanan, aku berpegangan pada pada pinggangmu. Saat kau ucapkan itu, ku pukul pelan perutmu, ingin kau berhenti bercanda seperti itu. Kau bilang hari ini adalah hari terakhir kau me ngantarku. Tepat setelah kau ucapkan itu, kita sampai di pintu gerbang kampusku. Aku terdiam cukup lama, masih mencerna apa maksudmu, belum turun dari motor. Kau bisa saja menghilang, tapi kau memilih pamit—katamu. Kau tidak bisa mengatasi perbedaan kita, kau tidak ingin aku terluka lebih dalam jika segalanya dilanjutkan.  Siapa yang memintamu menyelesaikan semuanya? Lantas setelah kehilangan, apa aku akan bahagia dan tidak terluka? Kau tahu, keras kepalamu yang membuatku tergila-gila. Seolah kau tahu apa yang ku rasakan dan apa yang terjadi dengan diriku setelah kau tingga...

Putuskan.

Apa kau sedang jatuh cinta? Setiap hari. Apa begitu mudah? Tergantung. Tergantung bagaimana? Sudut pandangmu. Sekarang apa kau sedang jatuh cinta? Aku tidak tahu. Menyukai seseorang? Diam-diam. Sulitkah? Melelahkan. Tapi kau menikmatinya? Sangat. Begitu sudut pandangmu. Hah? Kau yang mempersulit dirimu sendiri. Kenapa tidak katakan? Dia menyukai orang lain. Apa yang membuatmu bertahan? Karena aku bodoh. Ya. Kau memang bodoh karena mempersulit dirimu sendiri. Lalu, aku harus bagaimana? Dunia ini luas, temukan seseorang. Bagaimana caranya melupakan? Aku menyerah. Maksudmu? Aku tidak tahu. Aku menyerah. Bagaimana bisa tidak tahu, kau itu diriku sendiri.