SELAMAT ULANG TAHUN (1)
Dari segala hari, memang malam yang paling banyak memberiku ruang untuk melebur dalam kata. Meski tak pernah ku tengok bagaimana situasi malam yang selalu melirik. Tak ada angin malam yang klasik, para bedebah deadline yang sibuk mengusik, sedang tak ingin ku tampik. Tubuhku sudah ingin menyebut namamu, ayah. Hingga tak ku balas lelah yang sudah menggelitik kelopak mata, karena awal rindu perlahan tapi pasti telah menandai pori-pori pergelangan tanganku. Kembali menceritakan tentangmu, agar dunia terus mengingatmu meski nyatanya tak memiliki lupa. Atau mungkin hanyalah alasan bagiku untuk merinci setiap sinar hatimu yang tak pernah selesai aku hitung sampai batas belas usiaku. Ya, memang dirimu tercipta tidak untuk dihitung, karena bagaimanapun memilikimu, aku beruntung. Seminggu setelah hari lahirmu, itulah mengapa lahir pula cerita ini untukmu... Ayah. Adalah satu dari bagian orang tua. Adalah satu dari lengkapnya keluarga. Adalah satu dari syahdunya sajadah. Adalah ...