Hmm... halo?
Aku sudah jauh lebih baik.
Dan aku happy.
Hari-hariku masih sama, sibuk, tanpa jeda, dan sepi.
Sedang belajar membuka diri untuk orang-orang di sekitarku, juga orang-orang baru. Tapi untuk satu hal ini masih sedikit sulit, aku harus mengalahkan rasa takutku.
Yaaa siapa tau aja kamu mau tau kabarku.
Ternyata, tidak semudah itu ya membuka diri, membiarkan orang lain mengenal diri kita sendiri.
//
Satu bulan terakhir, aku akhirnya berani mengambil langkah tegas untuk diriku sendiri. Aku tidak bisa menyebut diriku manja, karena bagaimanapun diri ini sudah sangat kuat bertahan. Aku memutuskan beristirahat sejenak, melangkah mundur dan pergi ke tempat lain. Tempat-tempat yang tidak pernah kukunjungi, atau mungkin saja tempat-tempat yang pernah aku lewatkan.
Bukan tempat yang bisa dilihat wujudnya secara nyata. Tempat-tempat itu ada dalam diriku sendiri yang sudah lama aku abaikan. Waktu satu bulan belum banyak yang bisa kukenali, tapi gapapa pelan-pelan aku mengenal diriku kembali. Aku melihat banyak orang lebih dari yang aku kira karena selama ini aku terlalu fokus pada satu orang. Ya, itu bodoh, dan sekarang aku sedang berusaha untuk menjadi manusia pintar!
Apa yang kudapatkan dalam satu bulan ini? Yang pertama kudapatkan adalah perasaan lega. Mungkin selama ini aku terpenjara oleh pikiranku sendiri. Perasaan lega itu seperti menikmati udara sehat dan menyejukkan di pegunungan. Napasku lebih panjang, namun udara sejuk membuatku rileks dan bahagia. Tentu kau paham maksudku. Aku bersantai, belajar menerima, "Oh ternyata selama ini aku memahaminya dengan cara yang berbeda."
Selama ini aku terlalu naif. Maaf, aku belum punya banyak pengalaman. Aku memberanikan diri untuk sedikit terbuka pada orang-orang terdekatku yang selama ini mereka selalu berteriak hanya untuk mengetahui kabarku. Ternyata aku bisa deep talk juga hahaha. Aku meminta saran dari orang-orang tersayang tentang keresahan yang selama ini terlalu keras kepala kusimpan. Aku terharu sekaligus menyesal, kalian terlalu baik untuk aku yang gengsian ini. Aku bisa merasakan niat baik kalian, yang membuatku pada akhirnya menyadari ternyata selama ini aku sudah jahat pada diriku sendiri.
Aku hampir saja kehilangan diriku sendiri. Aku mengingat masa-masa down, sakit berkali-kali, bolak-balik ke dokter sampai harus mengorbankan puasaku. Sungguh menyedihkan. Di tengah-tengah gempuran deadline pekerjaan, aku banyak menangis, menutupi mataku yang bengkak dengan kacamata. Tidak bisa kuceritakan secara spesifik bahwa ada banyak hari yang kulewati seperti tercekik, tapi mungkin bisa kugambarkan dengan kalimat singkat. Aku seperti orang gila.
Aku menyesal tidak menyayangi tubuhku sendiri. Keputusanku untuk pergi setelah aku menyadari selama ini aku sudah membiarkan perasaan insecure mengikis semua value yang aku punya. Dia hanya menjadikanku persinggahan. Aku tau dia jahat, tapi aku tidak pantas diperlakukan seperti itu. Keduanya sama-sama salah, aku dan dia. Dia tidak salah sepenuhnya, karena aku juga punya andil perihal hubungan yang terlalu dipaksakan itu.
Tapi… itu semua sudah berlalu.
Sekarang aku sedang menikmati hidupku apa adanya, tanpanya, dan memang dari awal tidak pernah bersamanya. Kalau sebelumnya aku bisa bersenang-senang sendiri, jadi kenapa sekarang aku tidak bisa menemukan kegembiraan seperti itu lagi, ya 'kan? Aku belajar jujur pada diri sendiri, mengakui dan menerima kalau semua perasaan itu valid dan kita nggak perlu malu akan hal itu. Aku juga manusia, dan perempuan, masih punya perasaan.
Anggap saja tulisan ini adalah laporan bulanan. Ternyata, ada bagian dalam diriku yang ingin pulang, tapi di sisi lain ada bagian yang begitu toxic memaksaku untuk tetap bertahan. Aku memutuskan pulang saat ini. Kembali ke diriku yang ceria sesungguhnya, bukan tawa palsu yang orang-orang lihat. Hidup ini bukan hanya tentangku, dan tidak juga harus berhenti di kamu saja.
Memang belum sembuh sepenuhnya, masih banyak hal yang ingin kutata ulang. Tentu akan memakan waktu yang cukup lama. Wajar dan gapapa. Mana bisa perjalanan bertahun-tahun selesai hanya dalam waktu satu bulan. Terkadang, aku masih kangen, penasaran dia lagi apa atau dengan siapa sekarang. Apakah dia sehat? Bagaimana pekerjaannya? Apakah senyumnya masih sama? Aku cukup mendoakannya saja, tidak perlu kembali.
Dan ya begitu saja. Ayo menghilang lagi. 😂
Komentar
Posting Komentar